Menu

Dari Trauma, Musibah Karhutla Membuatnya Jadi Waspada

Siswandi 17 May 2019, 22:33
Bu Nunuk menerangkan kondisi di daerah tempat tinggalnya, saat menerima kunjungan patroli rutin petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru. Foto: ist
Bu Nunuk menerangkan kondisi di daerah tempat tinggalnya, saat menerima kunjungan patroli rutin petugas Manggala Agni Daops Pekanbaru. Foto: ist

RIAU24.COM -  Rasa panik luar biasa tengah menggemuruh di hati Nunuk, perempuan paruh baya, warga kawasan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru. Betapa tidak, lahan gambut yang berada di sekitar rumah kayunya, sudah dipenuhi dengan kobaran api akibat kebakaran hutan dan lahan. Asap tebal yang mencul akibat kebakaran, membuat pemandangan di sekitar rumahnya berubah menjadi gelap, meski ketika itu sudah siang.

Tak hanya itu, pernafasannya juga jadi sesak karena dipaksa menghirup asap. Ia dihadapi dilema, apakah harus bertahan atau melawan untuk memadamkan api. Suasana ketika itu benar-benar kacau. Hatinya sungguh risau.

Di tengah gumpalan kabut asap pekat yang terus mengganas, perempuan yang akrab disapa Bu Nunuk ini, akhirnya memilih berjibaku melawan api. Dengan bermodalkan ember yang diisi air dari sumur kecil dan aliran sungai kecil yang mengalir di depan rumahnya, ia berusaha memadamkan api supaya jangan sampai merembes ke rumah kayunya yang sederhana.

Tentu saja itu bukan pekerjaan mudah. Apalagi luas pekarangan yang harus dijaga, tidak berimbang dengan kekuatan yang dimilikinya. Beberapa tanaman yang ditanamnya, juga sudah mulai hangus dilalap api yang menghanguskan lahan gambut di pekarangan rumahnya. Padahal tanaman berupa sayuran dan buah-buahan itu, merupakan harapannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sebagai petani rumahan. Selain dijual, ada juga yang dikonsumsinya sendiri.

Di tengah rasa kalapnya memadamkan api, tiba-tiba ia jadi tersentak kaget. Pasalnya, tiba-tiba ia mendengar cucu laki-lakinya yang masih balita, tiba-tiba menangis dengan suara yang begitu keras. Sontak saja firasatnya mengatakan, sesuatu yang tak diharapkan telah terjadi.

Nunuk sendiri sempat merasa heran. Pasalnya, ketika akan memadamkan api, sang cucu yang masih baru pandaiberjalan beberapa langkah itu, ditinggal di dalam rumah. Selama ini, Nunuk memang hidup bersama suami serta cucunya itu. Penasaran dengan nasib sang cucu, ia pun kembali ke rumah. Benar saja, pemandangan yang sama sekali tak diharapkannya, benar-benar terjadi. Di depan matanya sendiri, ia menyaksikan sang cucu terperosok lubang di samping gudang kayu di belakang rumahnya.

Halaman: 12Lihat Semua