Menu

Chevron pelopor teknologi perminyakan Indonesia

Satria Utama 26 Nov 2019, 05:12
Sejumlah karyawan dari lintas fungsi berkolaborasi di fasilitas Integrated Optimization Decission Support Center (IODSC) milik PT CPI di Minas, Riau. (Dok PT CPI for Antaranews)
Sejumlah karyawan dari lintas fungsi berkolaborasi di fasilitas Integrated Optimization Decission Support Center (IODSC) milik PT CPI di Minas, Riau. (Dok PT CPI for Antaranews)

RIAU24.COM - Dalam industri migas (minyak bumi dan gas), teknologi menjadi pembeda. Penguasaan dan penerapan teknologi yang tepat akan mampu meningkatkan jumlah produksi secara efisien dan memperpanjang usia lapangan migas. Dan, semuanya demi Merah-Putih.

Menurut akademisi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau (UIR) Dr. Eng. Muslim, tahapan atau proses produksi migas terbagi tiga, yakni primary recovery, secondary recovery, dan tertiary recovery. Pada tahap primary recovery, produksi migas mengalir secara alamiah karena tekanan dari perut bumi masih besar, baik itu dibantu pompa maupun tidak.

Lama-kelamaan, secara alamiah tekanan dari perut bumi akan mengecil. Di sinilah mulai dibutuhkan intervensi teknologi untuk menjaga tingkat produksi. Di antaranya menggunakan pendorongan air (water flood) atau pendorongan gas (gas flood), di mana penerapannya bergantung karateristik dari masing-masing lapangan migas. Tahap ini disebut sebagai secondary recovery.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan air atau gas bisa jadi tidak efektif lagi. Harus dicari teknologi yang lain lagi agar sisa cadangan minyak di perut bumi dapat diproduksi. Tahap berikutnya adalah di antaranya dengan menginjeksikan uap air (steam flood), polimer/surfaktan, gas yang larut dalam minyak, atau mikroba. Tanpa semua upaya tersebut, umur lapangan minyak bakal lebih pendek, tidak dapat berproduksi lagi.

Karena itu, perusahaan migas harus terus berinovasi untuk melakukan terobosan teknologi. Langkah tersebut merupakan cara untuk menjaga keunggulan kompetitifnya. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan migas berperan sebagai kontraktor yang mengelola aset-aset negara dan beroperasi di bawah arahan dan pengawasan dari Pemerintah Indonesia, melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), selaku pemilik sumber daya migas.

Tahap secondary dan tertiary recovery sering disebut sebagai Enhanced Oil Recovery (EOR). "Untuk di Indonesia, perusahaan yang terdepan dan maksimal dalam penerapan teknologi perminyakan adalah Chevron. Di antaranya penerapan teknologi injeksi uap di Lapangan Duri pada 1980-an, yang merupakan salah satu proyek injeksi uap yang terbesar di dunia dan satu-satunya di Indonesia,” papar Muslim.

Halaman: 12Lihat Semua