![]() |
"Pak Pemko jangan kayak banyak duit dong. Lampu jalannya siang nyala terus. Jalan Pramuka. Colek PLT Wako Edwar Sanger," tulis Noviwaldy dalam statusnya.
Sontak, beberapa pengguna facebook lainnya yang berteman dengan Noviwaldy Jusman mengomentari status tersebut dan turut memberi kritik serupa.
Seperti Adi Muhardi yang mengatakan bahwa tagihan listrik Pemko Pekanbaru akan membengkak karena siang hingga malam hari, lampu jalan tetap dinyalakan.
Lalu ada pula Ade Irmayenti yang menuliskan, "lupo latak kontak nyo kali ndak pakji," dan Andy Chandra yang juga mempertanyakan, "sensornyo alun ba ganti lai ndak bang Dedet?".
Selanjutnya, netizen lain yaitu Andreas Roemantir turut mengkritik. "Itu siang malam hidup di Harapan Raya dan Arifin Ahmad tidak hidup sama sekali sedangkan uang rakyat di potong setiap kali bayar listrik. Dikemanakan uang itu oleh PLT DKP?" tulisnya.
Lainnya, Edoe Ward Darlis memberikan pendapatnya. "Alangkah baiknya kepala PLN nya dipanggil Pak. So pasti mereka datang. Yang manggil anggota Dewan. Jd saya rasa tak sejauh itu Plt Wako sampai memperhatikan masalah itu," ungkapnya.
Sementara itu, netizen lain yakni Eva Karnelia justru memberi tanggapan lain. Seakan tak setuju Noviwaldy mengkritik Pemko Pekanbaru, lantas ia pun memprotes Noviwaldy yang menurutnya tak berbuat apa-apa.
"Jangan salahkan yang di atas. Warganya aja nggak peduli. Pak Noviwaldy Jusman, habis difoto lampunya dimatiin nggak?" tulis Eva.
Menjawab pernyataan dua netizen tersebut, Noviwaldy menegaskan bahwa persoalan ini merupakan tanggung jawab Pemko Pekanbaru.
"Pak Edoe Ward Darlis: lampu jalan kan kewenangan DKP Pemko.
Bu Eva Karnelia: bukan kewenangan warga. Wargapun ndak tau matiinnya dimana. Harapannya PLT mengingatkan bawahannya. Agar tagihan listrik lampu jalan ndak membengkak. Selama ini hasil pungutan dari warga PJU selalu tekor," jelas Noviwaldy.
R24/uci