Menu

Bikin Resah Warga, Petugas Sweeping Masjid yang Gelar Salat Tarawih, Begini Respon Tajam MUI Jatim

Siswandi 18 May 2020, 11:28
Salat tarawih berjamaah di masjid yang memberlakukan sosial distancing dan penggunaan masker (ilustrasi). Foto: int
Salat tarawih berjamaah di masjid yang memberlakukan sosial distancing dan penggunaan masker (ilustrasi). Foto: int

RIAU24.COM -  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Abdussomad Bukhori, akhirnya angkat suara terkait kondisi yang terjadi di daerah itu. Ia mengaku prihatin, karena saat ini masyarakat muslim di Jatim banyak yang merasa resah. Hal itu disebabkan adanya aksi sweeping yang dilakukan petugas terhadap warga melaksanakan salat tarawih berjamaah di masjid. Tak jarang aksi itu berakhir dengan dihentikannya aktivitas ibadah kaum muslim, untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.

"Saat ini banyak orang resah karena mereka di samping masalah ekonomi, mereka sulit untuk ibadah. Karena itu, kami mengharapkan kepada Pemerintah Provinsi supaya diberi kelonggaran untuk masyarakat melaksanakan ibadah," Kiai Bukhori.

Dikatakan, MUI Jawa Timur telah membentuk tim yang turun keliling ke masyarakat sampai daerah pedalaman di Jawa Timur guna menyerap aspirasi masyarakat muslim pada salah satu provinsi dengan penduduk terbanyak di Tanah Air tersebut. Salah satu yang disorot adalah, bagaimana reaksi kaum muslim di Jatim terkait larangan ibadah berjamaah di masjid untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona. 

"Saya sudah dialog dengan masyarakat di bawah, malah mereka mengatakan kebijakan menutup masjid atau menghentikan ibadah itu tidak proporsional. Jadi kami menampung aspirasi, karena MUI itu langkahnya wasathiyah, jangan terlalu ekstrem di dalam masalah ini, ibadah adalah kebutuhan," ujarnya, dilansir viva yang merangkum dari tvone, Minggu 17 Mei 2020.

Kemudian, Bukhori mengatakan masyarakat juga merasa resah ketika dilakukan sweeping oleh aparat apabila masih ada yang melaksanakan salat Tarawih dan dikepung untuk dipaksakan rapid test. Menurutnya, secara psikologis tidak pas dalam kehidupan masyarakat terutama kalangan bawah.

"Ini sangat resah masyarakat, apalagi ada sweeping misalnya dari aparat. Sampai sekarang, tidak ada klaster masjid untuk corona saya kira. Umumnya dari pabrik, perusahaan, kerumunan di luar. Justru, masjid itu disiplin. Jika tidak pakai masker, tidak boleh masuk masjid," tegasnya lagi. 

Halaman: 12Lihat Semua