Menu

Puncak Perayaan HPI Riau Ditandai dengan Bincang Sastra dan Baca Puisi Lintas Generasi

Satria Utama 26 Jul 2020, 10:17
Para sastrawan Riau yang hadir di puncak acara Hari Puisi
Para sastrawan Riau yang hadir di puncak acara Hari Puisi

RIAU24.COM -  PEKANBARU - Puncak perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) Riau ditandai dengan kegiatan Bincang Puisi dengan tema 'Puisi Menyatukan' dan Baca Puisi Lintas Generasi. Acara yang berlangsung sejak petang hingga tengah malam di Kong Djie Cafe Pekanbaru, Sabtu (24/7) ditaja oleh Komunitas Rumah Sunting pimpinan Kunni Masrohanti.

Kunni juga menggalang kerjasama dengan Balai Bahasa Propinsi Riau (BBPR) dan sejumlah pihak di antaranya Riau berSastra (RbS) Channel, Panggung Toktan, Forum Lingkar Pena (FLP), Forum Literasi Remaja (FLR),  Competer, Kuala Aksara, Angry In Die Silent dan Matan.

Sesi Bincang Puisi menampilkan tiga pembicara yakni Kepala BBPR, Drs. Songgo Siruah, M.Pd, sastrawan Ir. Fakhrunnas MA Jabbar, M.I.Kom dan Kunni Masrohanti, S.Ag.  Acara diskusi  dipandu moderator sastrawan Siti Salmah dan dihadiri para sastrawan dan pegiat sastra ini berlangsung dalam suasana hujan namun tetap menarik baik bagi peserta yang hadir maupun yang menyaksikan melalui live streaming di beberapa media sosial. Di antara sastrawan yang hadir, Dr. Husnu Abadi, .Hum,  sastrawan milenial Muhammad De Putra dan sebagainya.

Ketiga pembicara sepakat dengan tema diskusi 'Puisi Menyatukan' dimana keragaman budaya, bahasa dan daya ucap para penyair menjadikan puisi menjadi sebuah keindahan.

Songgo Siruah dalam pemaparannya membantah adagium bahwa bahasa  puisi merusak tata bahasa Indonesia melain bshasa puisi tersebut memperkaya khasanah berbahasa dengan munculnya diksi-diksi baru yang penuh keindahan. Songgo merasa senang pihaknya bisa berpartisipasi dalam perayaan HPI ini.

Sedangkan Fakhrunnas MA Jabbar lebih banyak membahas lahirnya HPI yang digagas delapan tahun lalu oleh sastrawan Datuk Seri Rida,K. Liamsi bersama sejumlah sastrawan lain antara lain Presiden Penyair Datuk Seri Sutardji Calzoum Bachri, kritikus Maman S. Mahayana, Ahmadun Yosi Herfanda dan lain-lain. 

Halaman: 12Lihat Semua