Menu

Dibiarkan Sang Ibu Bermain Dengan Gantungan Baju yang Rusak, Hidup Bocah Ini Harus Berakhir Tragis di Rumah Sakit

Devi 17 Feb 2021, 11:49
Foto : worldofbuzz
Foto : worldofbuzz

RIAU24.COM -  Gantungan baju adalah barang rumah tangga yang sebagian besar dianggap tidak berbahaya. Namun, barang-barang yang tampaknya tidak berbahaya ini bisa menjadi senjata tajam jika rusak dan orang tua harus membuangnya untuk mencegah anak-anak mereka melukai diri sendiri atau orang lain secara tidak sengaja.

Pada 11 Februari 2021, Hanis Hafiz melalui akun Facebooknya berbagi cerita tentang apa yang harus diperhatikan setiap orang tua untuk mencegah anak mereka menghadapi nasib serupa. Semuanya berawal saat Hanis beristirahat setelah seharian melakukan pekerjaan rumah.

Tiba-tiba, lima menit kemudian, putri tertuanya, NurHasya Izzara, terluka akibat gantungan baju yang sudah rusak. Menurut Hanis, dia telah membuang gantungan yang rusak itu, tetapi dia tidak melihat bahwa masih ada pecahan yang tertinggal sampai putrinya yang lain menemukannya.

Hanis Hafiz menulis di Facebook-nya, "Awasi gerakan anak Anda dan apa yang mereka mainkan. Bahkan saat kita beristirahat, Tuhan masih ingin memberi kita ujian kecil ini. Cerita itu terjadi setelah mama (Hanis) selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Sambil menunggu sholat zuhur, mama istirahat sambil bermain telepon genggam, kakak (anak sulungnya) sudah capek bermain, jadi tidur di samping mama. Kurang dari lima menit. Hal itu terjadi begitu cepat, dan tiba-tiba adik perempuannya membawa potongan gantungan baju. Gantungan plastik itu rusak karena kakak-beradik itu sedang bermain-main dengannya. Saya sudah membuangnya, tetapi ada sisa potongan yang saya lewatkan. Adik perempuannya menemukan sisa potongan tersebut. Dan inilah mula petakanya. Saya tidak memperhatikan ketika dia datang ke sisi saudara perempuannya dan mungkin dia berpura-pura bahwa gantungan itu adalah pena dan kelopak mata saudara perempuannya adalah kertas. Saya tidak mendapat kesempatan untuk bangkit dan mencegahnya. "

Tiba-tiba, Hanis mendengar putri bungsunya berkata, “Mama, lihat mata kakak.”

"Ya Tuhan! Mata kakak keluar darah saat ditutup. Saya pikir luka masuk ke bola matanya karena dia menutup matanya dengan rapat. Dia tidak menangis, dan dia tidak marah pada saudara perempuannya. Sebaliknya, dia hanya mengatakan kepada saudara perempuannya untuk tidak dekat dengannya karena dia takut itu akan menyentuh matanya. Tapi saya mulai menangis. "

Halaman: 12Lihat Semua