Menu

Tragis, Ratusan Wanita Myanmar Terpaksa Melahirkan di Dalam Hutan Saat Militer Myanmar Menguasai Desa

Devi 22 Jul 2021, 09:08
Foto : Aljazeera
Foto : Aljazeera

Sementara itu, sistem kesehatan Myanmar telah runtuh, meninggalkan sedikit pilihan bahkan bagi para wanita yang siap mengambil risiko kembali ke kota atau desa mereka untuk melahirkan atau mencari vaksinasi atau perawatan untuk bayi mereka.

Pemogokan pekerja medis yang sedang berlangsung di tengah Gerakan Pembangkangan Sipil yang lebih luas telah membuat rumah sakit pemerintah kosong, sementara beberapa fasilitas kesehatan telah ditutup sama sekali. Militer juga telah berulang kali menyerang para profesional dan fasilitas kesehatan serta menduduki rumah sakit.

Alessandra Dentice, perwakilan sementara Myanmar dengan Dana Anak-anak PBB (UNICEF), mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sebagian besar wanita hamil yang mengungsi sejak kudeta tidak memiliki akses ke perawatan kebidanan darurat, sementara imunisasi rutin untuk anak-anak telah “hampir berhenti total. ”.

“Tanpa tindakan segera, kami memperkirakan bahwa setiap tahun 600.000 bayi baru lahir akan kehilangan perawatan bayi baru lahir yang penting, menciptakan risiko serius bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan jangka panjang mereka di seluruh negeri,” katanya, menambahkan bahwa sekitar 950.000 anak-anak juga kehilangan vaksinasi kritis.

Di Mindat, Mai Nightingale sejauh ini telah membantu tiga perempuan pengungsi untuk melahirkan. Dua dari mereka, katanya, harus terus bergerak mencari tempat berlindung yang aman pada hari-hari menjelang melahirkan, menyebabkan mereka kesakitan fisik dan mungkin mendorong persalinan mereka.

Alessandra Dentice, perwakilan sementara Myanmar dengan Dana Anak-anak PBB (UNICEF), mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sebagian besar wanita hamil yang mengungsi sejak kudeta tidak memiliki akses ke perawatan kebidanan darurat, sementara imunisasi rutin untuk anak-anak telah “hampir berhenti total. ”.

Halaman: 234Lihat Semua