Menu

Pelatihan Benang Tenun Dari RAPP Solusi Kreatif Untuk Mengurangi Kemiskinan

Devi 27 Jan 2024, 18:16
Rahmi (baju biru) dengan semangat mengikuti pelatihan tenun yang digelar RAPP bekerjasama dengan Rumah Tenun Wan Fitri.
Rahmi (baju biru) dengan semangat mengikuti pelatihan tenun yang digelar RAPP bekerjasama dengan Rumah Tenun Wan Fitri.

RIAU24.COM - KAKI dan tangan Rahmi bergerak pada mesin tenun tradisional menciptakan nada berirama mengisi ruangan di Rumah Tenun Wan Fitri. Sudah sejak 15 Januari kemarin dia dan empat rekannya yang lain mengakrabkan diri dengan mesin tenun dari kayu itu.

Rahmi bersama empat rekannya yang bergabung dalam Kelompok Tenun Andalan Pangkalan Kerinci bertekad menjadi penenun yang baik. Jauh datang dari Kabupaten Pelalawan ke Pekanbaru, tempat dimana Rumah Tenun Wan Fitri berada untuk belajar menjadi penenun dengan harapan demi mengubah roda perekonomian keluarga masing-masing.

Selama dua pekan mereka 'diboyong' oleh Community Development (CD) Department, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) untuk mengikuti pelatihan tenun yang dilaksanakan pada 15 - 27 Januari di Rumah Tenun Wan Fitri, di Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru. Mereka diinapkan dan diberi pelatihan mulai dari teori hingga praktek menenun hingga bisa memproduksi kain tenun sebagai bahan baju, kain songket dan lainnya untuk dipasarkan.

"Saya sudah mengikuti pelatihan tenun sejak 15 Januari lalu. Saya selalu semangat mengikuti semua yang diajarkan instruktur," ungkap wanita berusia 35 tahun ini.

Nama lengkapnya adalah Rahmi Andestia. Sehari-hari ia biasa berjualan makanan secara kecil-kecilan. Menu yang ia jual seperti lotek dan miso. Kini ia berjuang sendirian menghidupi empat orang buah hatinya sejak ditinggalkan oleh sang suami untuk selama-lamanya.

"Biasanya saya jualan mulai siang hingga malam hari. Suami saya sudah tidak ada. Lima bulan lalu meninggal karena tensi tinggi," katanya sembari sesekali berusaha menenangkan anak bungsunya yang sengaja ia bawa ke lokasi pelatihan. Si bungsu itu mulai rewel, mungkin ia mulai mengantuk atau bosan karena harus bermain sendirian di saat sang ibu serius menekuni mesin tenunnya.

Halaman: 12Lihat Semua