Peringati Hari Pahlawan ke-80, Pemkab Siak Gelar Upacara dan Tabur Bunga di Makam Sultan Syarif Kasim II
RIAU24.COM - Siak, 10 November 2025 — Dalam suasana hening dan penuh haru, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak menggelar Upacara Peringatan Hari Pahlawan Nasional ke-80 di Lapangan Tugu depan Istana Siak, Senin (10/11/2025).
Tepat pukul 08.00 WIB, sirene dibunyikan selama 60 detik. Seluruh peserta upacara menundukkan kepala, larut dalam keheningan mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan. Di bawah langit cerah Bumi Melayu, bendera Merah Putih berkibar gagah — menjadi simbol semangat juang dan pengabdian yang tak pernah padam di negeri bersejarah Siak Sri Indrapura.
Upacara berlangsung khidmat. Wakil Bupati Siak, Syamsurizal, S.Ag., M.Si., bertindak sebagai Inspektur Upacara, dihadiri jajaran Forkopimda Siak, Majelis Kerapatan Adat LAMR Kabupaten Siak, Ketua DPRD Siak, Ketua Kekerabatan Resam Keluarga Kerajaan Siak Sri Indrapura, Sekretaris Daerah Siak, unsur TNI–Polri, ASN, PPPK, tenaga honorer, pelajar, serta berbagai tokoh masyarakat dan tamu undangan.
Dalam amanat Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf yang dibacakan Wakil Bupati, disampaikan pesan mendalam bahwa pahlawan bukan sekadar nama yang terukir di batu nisan, melainkan cahaya yang menerangi jalan bangsa hingga hari ini. “Hari ini di bawah langit Indonesia merdeka, kita menundukkan kepala penuh hormat mengenang para pahlawan bangsa. Mereka bukan sekadar nama, tapi teladan abadi tentang pengorbanan dan cinta tanah air,” ucap Syamsurizal.
Ia juga menuturkan, perjuangan para pahlawan dari Surabaya hingga Banda Aceh, dari Ambarawa hingga Biak, telah mengajarkan bahwa kemerdekaan lahir dari kesabaran, keberanian, kejujuran, kebersamaan, dan keikhlasan. “Ada tiga hal yang dapat kita teladani dari para pahlawan, yakni kesabaran, semangat mengutamakan kepentingan bangsa di atas segalanya, dan pandangan jauh ke depan. Inilah modal besar bagi generasi penerus untuk melanjutkan cita-cita perjuangan mereka,” tegasnya.
Wabup Syamsurizal menambahkan, perjuangan masa kini tidak lagi dilakukan dengan senjata, melainkan melalui ilmu, empati, dan pengabdian. Namun semangatnya tetap sama: membela yang lemah, memperjuangkan keadilan, dan memastikan tidak ada satu pun anak bangsa tertinggal dari arus kemajuan.