RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat (12 Desember) mengatakan bahwa Perdana Menteri Thailand dan Kamboja sepakat untuk menghentikan pertempuran setelah bentrokan perbatasan yang mematikan selama beberapa hari.

Trump mengumumkan gencatan senjata tersebut di platform media sosialnya, Truth Social, setelah berbicara dengan kedua pemimpin melalui telepon.

Sebelumnya pada hari itu, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa ia telah memberi tahu presiden AS bahwa Kamboja bersalah atas bentrokan perbatasan baru-baru ini, mengisyaratkan bahwa Bangkok bersedia menghentikan bentrokan tersebut.

"Pagi ini saya melakukan percakapan yang sangat baik dengan Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul, dan Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, mengenai kembalinya perang berkepanjangan mereka yang sangat disayangkan. Mereka telah setuju untuk MENGHENTIKAN semua penembakan mulai malam ini, dan kembali ke Perjanjian Damai asli yang dibuat dengan saya, dan mereka, dengan bantuan Perdana Menteri Malaysia yang hebat, Anwar Ibrahim," kata Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social, merujuk pada kesepakatan yang dicapai pada bulan Oktober.

"Bom pinggir jalan yang awalnya menewaskan dan melukai sejumlah tentara Thailand adalah sebuah kecelakaan, tetapi Thailand tetap membalas dengan sangat keras. Kedua negara siap untuk perdamaian dan melanjutkan perdagangan dengan Amerika Serikat," tambahnya.

Memuji Presiden Malaysia atas kontribusinya dalam menengahi kasus Trump yang sebenarnya, ia mengatakan, "merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk bekerja sama dengan Anutin dan Hun dalam menyelesaikan apa yang berpotensi berkembang menjadi perang besar antara dua negara yang luar biasa dan makmur! Saya juga ingin berterima kasih kepada Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, atas bantuannya dalam masalah yang sangat penting ini."