Ini Curhat Pedagang tentang Sepinya Penumpang Pesawat di SSK II

TIM BERKAS 34 15 Feb 2019, 19:24
Penjualan oleh-oleh kas Pekanbaru/nof
Penjualan oleh-oleh kas Pekanbaru/nof

RIAU24.COM -  Pekanbaru - Sepinya penumpang pesawat di Bandara Sultan Syarif Kasim II sudah terjadi sejak seminggu pertama Januari 2019. Hal ini dikarenakan usai hari libur dan adanya kenaikan tiket yang dilakukan maskapai pesawat. Selain itu juga diberlakukannya tarif kargo untuk pesawat dengan harga murah.

Kondisi ini berimbas pada para pedagang makanan dan minuman ringan di sekitar bandara. Selain itu juga pada pedagang yang menyediakan oleh-oleh dan souvenir asli Riau.

Seorang pramusaji pedagang makanan dan minuman ringan, mengaku tamu pengunjung beberapa waktu ini mulai terlihat tidak ramai seperti biasanya.

"Para penumpang mulai sepi beberapa waktu ini. Yang biasanya tamu dinominasi oleh penumpang yang menunggu kedatangan pesawat. Tapi mulai sepi, karena jumlah penumpang menurun. Dan pesawat juga tidak banyak yang berangkat ataupun datang," ungkap dia.

Dan beberapa waktu ini yang hadir hanya orang-orang karyawan bandara saja. Itupun kebanyakan pada waktu istirahat.

"Sepi sih, tapi tidak terlalu. Yang datang kebanyakan orang-orang di bandara saja," ungkap dia.

Berbeda dengan jajanan oleh-oleh yang berada di lantai 2, bandara SSK II. Salah satu karyawan jajanan oleh-oleh mengatakan bahwa pengunjung yang membeli mulai berkurang. Kebijakan bagasi berbayar ini berimbas pada toko oleh-oleh Khas Pekanbaru Cik Puan.

Karyawan toko yang tertulis nama bed pengenalnya bernama Rini mengaku bahwa calon penumpang yang berbelanja ke toko mulai berkurang.

"Agak sepi, biasanya banyak yang beli oleh-oleh. Tapi sejak adanya tarif bagasi membuat calon penumpang enggan membeli dan bawa oleh-oleh sebelum berangkat," kata dia.

Diungkapkannya, pendapatan berkurang sekitar setengahnya dari yang biasanya. Ini dikarenakan yang biasanya membeli oleh-oleh dengan ukuran kardus menjadi sedikit yakni hanya membawa dengan kantong plastik saja.

"Alasan mereka rata-rata sama, karena bagasi berbayar. Tidak seimbang dengam harga barang yang dibeli dengan tarif bagasinya," terang dia.

Dampak lainnya juga dirasakan pelaku usaha lainnya di bandara SSK II, seperti pakaian, ritel modern, warung-warung, dan lainnya.(***)


R24/phi