Inilah Sejarah Awal Kemunculan Klub Sepak Bola di Indonesia yang Terlupakan

28 Feb 2019, 10:23
Foto: Internet
Foto: Internet

RIAU24.COM -  Kemenangan Timnas U 22 di Piala AFF-22 sangat membanggakan seluruh rakyat Indonesia. Ditengah situasi politik yang memanas, dimana membuat masyarakat Indonesia terpecah menjadi dua kubu, kemenangan Timnas tersebut seolah-olah menjadi oase yang menyejukkan. 

Namun tahukah Anda, bila olahraga sepak bola di Indonesia punya sejarah panjang? Bahkan jauh sebelum kemerdekaan, klub-klub telah terbentuk.

Pada 2 November 1915, sebuah klub pertama di negeri ini lahir di bumi Makassar. Klub tersebut diberi nama Makassar Voetbal Bond (MVB).

Formasi pemainnya diisi oleh orang-orang Belanda dan pribumi sendiri yang telah dipilih secara selektif. Mereka menunjukkan permainan yang bagus. Sehingga pada sekitar tahun 1926-1940, MVB berhasil bertanding dengan kesebelasan lain, baik di Hindia-Belanda sendiri maupun di luar negeri.

Namun kekalahan Belanda membuat klub ini juga bangkrut. Karena Jepang memenjarakan para pemain Belandanya dan para pemain pribumi dipaksa bekerja.

Bukan hanya itu. Nama klub tersebut ‘pun harus tak “berbau-bau Belanda”. Sehingga kemudian diganti menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM).

Pada dekade 1950-an, klub ini berhasil menjajaki wilayah Jawa. Para bintang pemain ‘pun terus bermunculan. Salah satunya yang terkenal adalah Ramang. Makanya klub ini sempat dikenal dengan Pasukan Ramang.

Klub ini pernah meraih beberapa prestasi menggembirakan. Yakni, 5 kali juara Perserikatan (1957, 1959, 1965, 1966, 1991/92), dan juara Liga Indonesia (1999/2000).

Selain PSM, klub lain yang juga muncul di era pra-kemerdekaan adalah PPSM Magelang. Klub ini lahir pada 15 Maret 1919, empat tahun paska-PSM Makassar.

Pendirinya adalah Wihardjo. Nama awalnya adalah Indonesische Voetbal Bond Magelang (IVBM). Selain klub ini, Wihardjo juga mendirikan klub lain seperti Persatuan Sepak bola Mosvia, Starmvogels, HKS, dan Among Rogo.

PPSM mempampilkan performanya yang terbaik pada era sebelum kemerdekaan. Setelah kemerdekaan, klub ini kurang aktif.

Beberapa tahun berikutnya menyusul Persis Solo. Klub ini dibentuk pada 8 November 1923.

Dulu, namanya bukan itu tapi Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB). Pendirinya adalah tokoh sepak bola Solo, Sastrosakno.

Baru di bawah pimpinan Soemokartiko, 1928, namanya diganti menjadi Persis Solo. Awalnya, klub ini terbilang cukup mengesankan. Ia bisa meraih tujuh gelar era Perserikatan.

Prestasi yang sempat diraih di antaranya adalah perserikatan 7 kali (1935, 1936, 1939, 1940, 1942, 1943, 1948), juara Divisi II 1994, dan juara Divisi Satu 2006.

Setelah ketiga klub tua ini muncullah beberapa klub-klub lain. Seperti Persipura Jayapura pada 1 Januari 1925; dua tahun kemudian disusul Persebaya, Surabaya tepatnya 18 Juni 1927; dan klub-klub lain terus lahir seiring perkembangan zaman.