Gubernur Sumbar Akui Gempa di Solok Selatan Tak Pernah Diprediksi

Siswandi 4 Mar 2019, 11:30
Masyarakat Solok Selatan masih ada yang bertahan memilih tinggal di luar rumah, karena takut ada gempa susulan. Foto: int
Masyarakat Solok Selatan masih ada yang bertahan memilih tinggal di luar rumah, karena takut ada gempa susulan. Foto: int

RIAU24.COM -  Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno mengakui, gempa bumi berkekuatan 5,3 Skala Ritcher (SR) yang mengguncang kabupaten Solok Selatan pada Kamis pagi 28 Februari 2019 lalu, sama sekali tak pernah diprediksi.
Bahkan, gempa itu tidak terdata di BMKG stasiun Padang Panjang. Irwan juga memastikan, gempa tersebut bersifat lokal dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan patahan Meghatrust.

Sejauh ini, ratusan rumah masyarakat di kabuapten itu telah mengalami kerusakan akibat diguncang gempa. Karena itu, Pemerintah Pemprov Sumbar telah menyiapkan anggaran untuk perbaikan.

“Yang perlu diinformasikan, ternyata gempa ini adalah gempa yang khusus terjadinya di patahan Suliti, Kabupaten Solok Selatan. Sehingga ketika belum adanya BMKG datang kemari dua hari lalu, tidak terdata gempa ini di BMKG stasiun Padang Panjang,” ujar Irwan Prayitno, Senin 4 Maret 2019 di Padang.

“Gempa yang terjadi pada kamis pagi itu, bersusulan sampai Jumat, Sabtu dan Minggu. Hari Minggu ini ada tiga sampai empat kali dan kemarin ada 40-an. Dan ini (gempa) sekarang tidak tinggi di bawah 3 SR, dan sekali lagi hanya untuk di kawasan ini saja (terjadinya) tidak ada kaitannya dengan Meghatrust apalagi yang di Mentawai,” terangnya lagi, dilansir viva.

Lebih lanjut ia mengatakan, sesuai laporan BMKG Stasiun Padang Panjang, intensitas gempa Solok Selatan akan terus berkurang hingga beberapa hari ke depan. Pihaknya berharap, tidak sampai seminggu, gempa susulan tersebut sudah hilang.

        
“Jadi, kami imbau kepada masyarakat untuk kembali ke rumah masing-masing, bagi mereka yang rumahnya hanya mengalami rusak ringan,” terangnya.

Terkait bantuan untuk rumah warga yang rusak, Irwan mengatakan, Pemprov Sumbar menggunakan pola bantuan seperti gempa 2009. Yakni, Rp15 juta untuk rumah yang rusak berat, Rp10 juta bagi rumah yang mengalami kerusakan sedang dan Rp5 juta untuk rumah yang rusak ringan.

“Rumah yang rusak berat itu ada 116, rusak ringan dan sedang kurang lebih 400-an mungkin nanti kita atur uang yang masuk. Ini polanya kita lihat bagaimana, tentu dibantu juga dengan RAB, kita minta dari TNI untuk membantu,” terangnya lagi. ***