Dipersip Bengkalis Gandeng Gegama Untuk Gemar Membaca

Dahari 24 Mar 2019, 11:02
Dipersip Bengkalis menggandeng Komunitas Gerakan Generasi Muda Edukatif/hari
Dipersip Bengkalis menggandeng Komunitas Gerakan Generasi Muda Edukatif/hari

RIAU24.COM -  BENGKALIS - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dipersip) Bengkalis menggandeng Komunitas Gerakan Generasi Muda Edukatif (Gegama).

“Upaya meningkatkan budaya literasi di kalangan masyarakat merupakan tanggung jawab seluruh elemen. Untuk mewujudkan perpustakaan berbasis inklusi, kita gait Komunitas Gegame,” ungkap Kepala Dipersip Bengkalis, Suwarto, Sabtu 23 Maret 2019 kemarin.

Komunitas Gegame Bengkalis merupakan sebuah komunitas yang bertujuan mengajak masyarakat peduli dan memperjuangkan moral pendidikan. Komunitas ini diprakarsai Ashela Risa sebagai Duta Baca Bengkalis beserta mahasiswa sering mengadakan kegiatan kelas motivasi ke sekolah-sekolah.

Diterangkan Suwarto, Komunitas Gegame dilibatkan dalam rapat ini supaya mengetahui perkembangan Dipersip. Kehadirannya menjadi kekuatan Dipersip dalam upaya menggelorakan gemar membaca sebagaimana program pemerintah pusat.

Dijelaskan mantan Kabag Kesra ini, perpustakaan berbasis inklusi merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensi dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi, memperjuangkan budaya dan hak asasi manusia.

“Jadi perpustakaan bukan hanya tempat untuk membaca buku tetapi sebagai layanan untuk menggali keterampilan masyarakat melalui kegemaran membaca,”ungkap Suwarto.

Lanjut Suwarto, perpustakaan bukan hanya untuk mahasiswa dan anak sekolahan tetapi juga untuk masyarakat. Layanan inklusi sosial ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa contoh kegiatan yang bisa dikembangkan dengan melibatkan masyarakat diantaranya; kursus memasak, bahasa inggris, internet, pertanian, workshop pembuatan bunga dari sampah, workshop bisnis online, budidaya tanaman dan sebagainya.

Sementara itu, Ashela Risa, mewakili Komunitas Gegame menyambut baik program Perpustakaan Berbasis Inklusi ini. Ia beserta teman-temannya sangat senang karena diberikan kesempatan ikut serta dalam layanan inklusi sosial.

Perpustakaan berbasis inklusi ini lawannya eksklusi. Untuk saat ini perpustakaan masih eksklusi karena yang mengakses hanya mahasiswa dan kalangan pelajar saja. Inklusi berarti melibatkan semua lapisan masyarakat baik orang tua, guru, dan lainnya agar bisa berkunjung ke perpustakaan.

“Untuk masyarakat Bengkalis, kita harus tahu kebutuhannya. Terkadang kita membuat program kurang melakukan riset sebelumnya. Kita harus cari tahu dulu sebenarnya masyarakat butuh apa dan tanpa riset maka program yang dilaksanakan tidak tepat sasaran serta antusias masyarakat untuk mengikuti program tersebut kurang. Mungkin sebelum melaksanakan program, kita harus mengadakan riset sederhana untuk mengetahui kebutuhan masyarakat,” jelas Ashela.(***)


R24/hari