Baru Selesai Operasi Jantung, Pria Ini Nekat Pergi Mencoblos Naik Ambulance ke Kedubes

Satria Utama 15 Apr 2019, 09:20
Bigman Sirait, WNI yang memberikan suaranya dalam pemilu Indonesia di kompleks Kedutaan Indonesia di Singapura, Minggu (14/4/2019). Foto/Channel News Asia/Deborah Wong
Bigman Sirait, WNI yang memberikan suaranya dalam pemilu Indonesia di kompleks Kedutaan Indonesia di Singapura, Minggu (14/4/2019). Foto/Channel News Asia/Deborah Wong

RIAU24.COM -  SINGAPURA - Semangat Bigman Sirait, seorang pendeta Kristen asal Jakarta, untuk berpartisipasi dalam Pemilu 2019 ini patut diacungi jempol. Meski dalam kondisi kesehatan yang tidak baik karena baru saja operasi jatung, ia nekat datang ke Kedutaan Besar Indonesia di Singapura untuk mencoblos meski harus datang dengan ambulans.

Para dokter pada awalnya tidak ingin membiarkannya pergi. Namun, karena keinginan Bigman yang kuat, tim dokter membuat kompromi dengan para pejabat yang pada akhirnya mengizinkan ia naik ambulans untuk memilih presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2019-2024.

"Saya mungkin sakit tetapi saya akan berjuang. Apa gunanya mengaku sebagai orang Indonesia jika saya tidak melakukan apa-apa hari ini. Jika saya tidak menggunakan hak saya untuk berdiri agar dapat dihitung, saya seorang pengecut," katanya seperti dilansir sindonews.

Bigman adalah satu dari ribuan warga Indonesia yang antusias datang ke Kedutaan Indonesia di Singapura demi mencoblos. Para kandidat dalam pemilu presiden kali ini adalah capres petahana Joko Widodo (Jokowi) yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin dan rivalnya, Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Sekitar 450 warga Indonesia membantu proses pemungutan suara di kedutaan di Singapura. Pemandangan serupa juga terjadi di Kedutaan Indonesia di Vietnam, Malaysia dan Filipina.

Diana Kie, 31, pemilih yang berada di antrean kedua di kedutaan Indonesia di Singapura mengaku pencoblosan kemarin adalah keputusan besar bagi negara. Hal itulah yang memotivasi dirinya untuk datang lebih pagi.

Dia juga mendengar dari temannya di Melbourne, Australia bahwa antreannya “cukup gila”. "Kita semua memiliki harapan tentang bagaimana negara dan Pemerintah harus tumbuh...tetapi ada banyak politik yang terlibat," katanya kepada Channel News Asia yang dilansir Senin (15/4/2019).

Seorang pekerja rumah tangga (PRT) asal Indonesia, Rasam, 46, datang ke kedutaan pukul 06.20 pagi. Dia mengatakan pemilihan presiden sangat penting bagi negara. Dia datang dengan temannya, Siti Amirah, 42, dan mulai mengantre sejak pagi. “Tindakan dan prestasi masa lalu (para kandidat) membantu saya memutuskan calon mana yang akan dipilih," katanya.

Koordinator media di kedutaan Indonesia Ratna Harjana sebelumnya berbagi informasi bahwa sekitar 60.000 orang Indonesia akan memberikan hak pilihnya di tempat pemungutan suara pada hari Minggu. Pintu-pintu tempat pemungutan suara ditutup pada pukul 18.00 sore.

Menurut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Indonesia, sebanyak 38.106 pemilih telah muncul pada akhir hari untuk memberikan suara mereka. Jumlah itu meningkat dari 22.266 pemilih yang telah muncul untuk pemilihan presiden tahun 2014. Hasil penghitungan suara akan diketahui pada 17 April 2019.***

 

R24/bara