Diawasi Pemerintah Pakai Aplikasi Smartphone, Muslim di China Makin Terjepit

Satria Utama 3 May 2019, 09:50
Muslim di China Makin Terjepit
Muslim di China Makin Terjepit

RIAU24.COM -  Pemerintah China terus membatasi ruang gerak umat Islam di negeri Tirai Bambu tersebut. Bahkan, untuk memantau kegiatan sehari-hari warga Muslim di Xinjiang, China sudah mengembangkan aplikasi khusus di ponsel pintar.

Dalam laporan Human Rights Watch yang dirilis Kamis (2/5), organisasi hak asasi manusia tersebut mengatakan aplikasi digunakan polisi untuk mengetahui apakah ada tindakan yang mereka anggap mencurigakan, misalnya bersosialisasi dengan tetangga.

Aplikasi ini digunakan oleh para pejabat untuk merekam dan menyimpan informasi tentang orang-orang. Secara khusus, aplikasi ini menargetkan "tipe orang 36" yang harus diperhatikan oleh pihak berwenang.

Ini termasuk orang-orang yang jarang menggunakan pintu depan rumah mereka, menggunakan jumlah listrik yang tidak normal, dan orang-orang yang melakukan ibadah haji tanpa izin negara.

Laporan itu tidak menyebutkan secara eksplisit etnis manapun yang secara khusus ditargetkan, namun "tipe orang 36" termasuk imam tidak resmi -para pemimpin Islam- dan mereka yang mendalami doktrin Wahabi.

Informasi yang diambil dari aplikasi kemudian diinput ke dalam sistem pusat platform operasi gabungan terpadu (IJOP) - sistem utama untuk mengawasan massal di Xinjiang, kata HRW.

"IJOP adalah salah satu sistem pengawasan massa paling mengganggu di dunia," kata Peneliti senior China dari HRW, Maya Wang, seperti dilaporkan BBC, Jumat (3/5/2019).

"Sistem ini mengumpulkan informasi dari pos-pos pemeriksaan di jalan, pompa bensin, sekolah, menarik informasi dari fasilitas ini dan memantau perilaku "tak biasa" mereka yang memicu peringatan kepada pihak berwenang."

Aplikasi ini diperoleh dan dianalisis oleh HRW dalam kerja sama dengan Cure53, sebuah perusahaan keamanan berbasis di Berlin, Jerman.

Selain operasi di Xinjiang, China juga memiliki 170 juta kamera pengawas atau CCTV di seluruh penjuru negeri dan jumlahnya diperkirakan melonjak menjadi 400 juta kamera pada 2020.

"Semua ini adalah bagian dari tujuan China untuk membangun apa yang disebutnya jaringan pengawasan kamera terbesar di dunia".

Sejauh ini belum ada komentar resmi dari pemerintah Cina tentang aplikasi tersebut.

Human Rights Watch menyebut, etnis Muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang, kerap dipersekusi di China. Sementara PBB menyatakan terdapat laporan yang kredibel bahwa jutaan warga di Xinjiang menerima tindakan yang mereka gambarkan sebagai bagian dari upaya memerangi terorisme dan ekstremisme.***

 

R24/bara