Tiga Kelompok ini Merupakan hal yang Dibenci oleh Rasulullah SAW

M. Iqbal 3 May 2019, 11:23
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM - Dalam sebuah Kitab Riyadhush-Shalihin, Imam an-Nawawi menulis tentang sebuah hadis yang diriwayatkan Imam At-Turmudzi dari Jabir RA.

Dikutip dari laman Merdeka.com, pada suatu kesempatan, Nabi Muhammad SAW berkumpul dengan sahabatnya, lalu memberi petuah yang menggetarkan hati. 

“Sesungguhnya, yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada Hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan, sungguh yang paling aku benci di antara kalian dan paling jauh duduknya denganku pada Hari Kiamat adalah al-tsatsaruun dan al-mutasyaddiquun serta al-mutafaihiquun," sabda Rasulullah SAW. 

Kemudian para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, Kami mengerti al-tsartsaruun dan al-mutasyaddiquun. Tapi, siapakah al-mutafaihiquun itu?” Beliau SAW menjawab, “al-mutakabbiruun." 

Dari hadis tersebut, Rasulullah hendak mengingatkan umatnya akan tiga perkara yang paling dibencinya karena termasuk akhlak al-mazmumah (perilaku buruk) yakni: Pertama, al-tsartsaruun (orang yang banyak celoteh dan suka membual). 

Pembual atau pendusta yang banyak cakap dan lagunya, serta pandai pula bersilat lidah merupakan satu dari tiga sifat yang dibenci Nabi Muhammad. Kalau bicara seenaknya, kurang menjaga adab dan menyela pembicaraan.
zxc1

Nabi SAW berpesan, “Katakanlah yang baik atau diam.” (HR Bukhari). Banyak kata tapi sedikit makna dan tidak sesuai fakta. Mereka itulah orang-orang munafik yang apabila berkata ia dusta, bila berjanji diingkari dan bila dipercaya dikhianati (HR. Bukhari). Jangan percaya kepada orang yang banyak cakap, tapi minim amal atau tidak sesuai dengan lakunya (QS [61]:2-3). 

Kedua adalah al-mutasyaddiquun (Orang yang suka bicara berlebihan kepada orang lain). Golongan ini sangat dibenci oleh Nabi SAW karena ketika mereka bicara, bumbunya berlebihan hingga tak sesuai kenyaataan. 

Lihai dalam bertutur kata, tapi hanya ingin dapat pujian. Tidak jarang pula, bahasanya indah namun berbisa (menghinakan). Susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah. 

Dalam diri manusia ada hati (wadah), akal (pengendali) dan hawa nafsu (keinginan). Jika hati kotor maka yang keluar dari lisan pun kotor. Jika baik maka yang keluar dari ucapan juga baik (QS [91]:8-10). Alquran menyindir manusia yang perkataannya menarik, tetapi palsu belaka (QS [2]:204, [22]:30). 

Ketiga, al-mutafaihiquun (Orang yang suka membesarkan diri). Golongan ketiga yang sangat dibenci Nabi SAW yakni orang sombong atau angkuh. Kesombongan pertama adalah ketika Iblis menolak sujud kepada Nabi Adam AS, lalu ia pun dikeluarkan dari surga (QS [5]:29-35).
zxc2

Fir’aun yang mengaku Tuhan (QS [79]:23-25,[28]:38), akhirnya ditenggelamkan di Laut Merah. Qarun yang pongah karena harta kekayaannya (QS [28]:76-82), dilenyapkan ke perut bumi. Raja Namrudz yang menyetarakan diri dengan Allah SWT. (QS [2]:258), justru dimatikan oleh seekor nyamuk. 

Nasihat Imam Ibnu Athaillah dalam Al-Hikam perlu kita renungi, "Kemaksiatan yang menimbulkan rasa hina dan penyesalan, lebih baik dari ketaatan yang melahirkan bangga dan kesombongan." 

Maka itu, tetaplah rendah hati, karena keangkuhan adalah awal dari semua kejatuhan. Jangan sampai sombong di depan orang tawadhu, nisyaca kau akan dipermalukan. Dan jangan pula rendah hati di depan orang sombong, nanti kau dihinakan.