2020, Meranti Jadi Lokus Penanganan Stunting Riau

Ahmad Yuliar 9 May 2019, 18:05
Kadiskes  Meranti/mad
Kadiskes Meranti/mad

RIAU24.COM -  SELATPANJANG – Pada tahun 2020, Kepulauan Meranti ditunjuk sebagai lokus penanganan stunting di Provinsi Riau. Hal itu sangat baik dalam rangka memaksimalkan penanganan penyakit yang sedang diwaspadai itu.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Hasrin mengungkapkan bahwa wacana tersebut disampaikan Diskes Riau dalam rapat koordinasi dengan seluruh Kabupaten/Kota beberapa waktu lalu. Walaupun masih dibawah daerah lain, namun angka stunting di Meranti cukup tinggi.

“Kita ditunjuk sebagai lokus penanganan stunting di Riau ini sangat baik. Sehingga program pendukung untuk mengatasi stunting bisa didapatkan secara maksimal,” ungkapnya.

Saat ini, penderita stuting di Meranti mencapai 1,515 kasus. Dimana tersebar diseluruh wilayah Kecamatan dan Desa.

“Penderita stuting sudah kita data secara rinci. Bahkan by name by address,” ujarnya.

Angka menurut wilayah Puskesmas, masyarakat yang mengalami stunting yakni di Puskesmas Alai sebanyak 345 orang, diwilayah Puskesmas Selatpanjang sebanyak 242 orang. Puskesmas Pulau Merbau sebanyak 177 orang, Puskesmas Sungai Tohor 135 orang, Puskesmas Bandul 120 orang.

Selain itu di wilayah Puskesmas Kedabu Rapat sebanyak 110 orang yang menderita stunting, Puskesmas Teluk Belitung 106 orang, Puskesmas Tanjung Samak 66 orang, Puskesmas Alah Air 66 orang dan Puskesmas Anak Setatah sebanyak 148 orang.

“Stunting ini diakibatkan si anak tidak mendapatkan gizi lengkap. Baik saat didalam kandungan, maupun dalam masa pertumbuhan,” katanya.

Oleh karena itu, dengan Meranti dijadikan lokus di Riau, maka akan membantu memaksimalkan program dari Pemerintah Provinsi Riau dan Pusat dalam mengatasi stunting ini.

Ketua Komisi III DPRD Kepulauan Meranti, Basiran SE MM menilai Pemerintah masih belum maksimal dan terintegrasi dalam mengatasi stunting. Seharusnya, dalam menyelesaikan masalah stunting, harus melibatkan berbagai unsur. Baik di Pemerintahan, maupun lembaga dan koorporasi (perusahaan).

“Diskes harus bisa merumuskan bagaimana mengatasi masalah stunting ini. Jika tak bisa mandiri, maka lakukan upaya terintegrasi dengan berbagai unsur Pemerintah dan lembaga,” pintanya.***


R24/phi/mad