Amerika Wajib Waspada, Rudal Balistik Terbaru Iran Siap Hancurkan Kapal Induk dengan Mudah

Satria Utama 19 Jun 2019, 09:52
Kapal Induk Amerika
Kapal Induk Amerika

RIAU24.COM -  TEHERAN - Memiliki persenjataan yang cukup canggih membuat Iran semakin percaya diri menghadapi Amerika Serikat. Petinggi militer negara ini pun semakin sering melemparkan ancaman kepada musuh bebuyutannya tersebut.

Ancaman terbaru disampaikan komandan pasukan Garda Revolusi Iran Hossein Salami. Ia mengatakan, rudal balistik berpresisi tinggi Iran dipastikan dengan mudah menghantam kapal induk AS yang berada di laut.

"Rudal-rudal ini dapat menghantam kapal induk di laut dengan presisi yang tepat. Mereka diproduksi di dalam negeri dan sulit untuk dicegat serta dihantam dengan rudal lain," kata Salami seperti dilansir SIndonews dari Sputnik, Rabu (19/6/2019).

Salami tidak merinci jenis rudal yang dia maksud. Pernyataannya mengikuti komentar minggu lalu oleh komandan pasukan pertahanan Iran yang memperingatkan musuh untuk tinggal sejauh mungkin dari perbatasan Iran di tengah lonjakan ketegangan regional.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa AS akan melanjutkan kampanye tekanan terhadap Iran dalam upaya untuk mencegah agresi. Tetapi ia menambahkan bahwa AS tidak ingin memulai perang.

"Presiden Trump tidak menginginkan perang dan kami akan terus mengkomunikasikan pesan itu sambil melakukan hal-hal yang diperlukan untuk melindungi kepentingan Amerika di kawasan Timur Tengah," kata Pompeo, berbicara kepada wartawan di Pangkalan Angkatan Udara MacDill di Florida.

Iran telah membangun gudang persenjataan teknologi rudal dalam negeri selama bertahun-tahun, termasuk Sayyad 2 dan Sayyad 3, dan berbagai rudal permukaan ke udara dan rudal anti-kapal. Awal tahun ini, Teheran meluncurkan rudal jelajah jarak menengah Hoveyzeh di sebuah pameran pertahanan.

Senjata itu dikatakan memiliki jangkauan lebih dari 1.350 km, memberikan jangkauan luas ke Timur Tengah, dan dikatakan mampu terbang dengan ketinggian rendah, di bawah radar musuh.

Hubungan Iran-AS memburuk pada Mei 2018, setelah AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan menghantam negara itu dengan sanksi energi dan perbankan yang keras. Sebagai tanggapan, bulan lalu, pada peringatan satu tahun keluarnya AS dari perjanjian nuklir, Iran mengumumkan bahwa mereka akan menarik diri dari beberapa komitmen perjanjian nuklir. Namun Teheran telah menekankan bahwa mereka tidak memiliki niat untuk mengejar senjata nuklir.***

 

R24/bara