Usai DItelepon Trump, Presiden Prancis Kirim Diplomat Senior ke Iran Bujuk Hentikan Progam Nuklir

Satria Utama 10 Jul 2019, 09:53
Senjata nuklir Iran
Senjata nuklir Iran

RIAU24.COM -  BRUSSELS - Khawatir dengan perkembangan senjata nuklir milik Iran membuat negara-negara Eropa terus berupaya membujuk negara Timur Tengah itu menghentikan aktivitas pengayaan uraniumnya. Untuk membicarakan hal itu, seorang utusan Prancis tiba di Teheran untuk meningkatkan upaya-upaya guna menyelamatkan perjanjian nuklir.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengirim penasihat diplomatik topnya ke Teheran setelah Iran mengumumkan pada hari Senin bahwa pihaknya telah melewati pengayaan uranium 4,5 persen. Angka itu di atas batas 3,67 persen di bawah perjanjian meskipun masih jauh di bawah 90 persen yang diperlukan untuk keperluan militer.

Sehari sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga sempat menelepon Macron membahas perkembangan senjata nuklir Iran yang kian mengkhawatirkan.

"Emmanuel Bonne tiba di ibukota Iran pada Selasa sore," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian seperti dilansir SIndonews.

Pertemuannya dengan Laksamana Muda Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, direncanakan pada Rabu pagi. "Kedatangan Bonne adalah untuk mengumpulkan strategi deeskalasi," kantor kepresidenan Prancis mengatakan.

Tahun 2015, tercapai kesepakatan antara Iran dan kekuatan dunia dengan menjanjikan bantuan keringanan sanksi, manfaat ekonomi dan mengakhiri isolasi internasional terhadap Iran dengan imbalan pembatasan ketat pada program nuklirnya.

Namun Teheran mengatakan telah kehilangan kesabaran. Iran menganggap negara-negara Eropa tidak bertidak lebih dari setahun setelah Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat (AS) keluar dari perjanjian.

Pada bulan Mei, setahun setelah penarikan Trump, Presiden Hassan Rouhani mengatakan Iran akan membatalkan komitmennya di bawah kesepakatan secara bertahap setiap 60 hari dalam upaya untuk memaksa pihak lain untuk melakukan tawar-menawar.

Ketika ketegangan meningkat, AS mengirim kapal induk, pembom, dan pasukan tambahan ke wilayah itu untuk melawan ancaman yang dirasakan dari Iran.***

 

R24/bara