Proyek tak Tuntas, PM Malaysia Sita Rp3,4 Triliun dari Perusahaan China

Siswandi 16 Jul 2019, 11:47
PM Malaysia Mahathir Mohammad
PM Malaysia Mahathir Mohammad

RIAU24.COM -  Sikap tegas diambil Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad. Saat ini, pemerintah Malaysia menyita lebih dari 1 miliar Ringgit atau setara Rp3,4 triliun, dari rekening bank milik China Petroleum Pipeline Engineering (CPP). Langkah tegas itu dilakukan, karena proyek pengadaan pipa minyak yang dilakukan perusahaan itu tidak selesai.

Untuk diketahui, CPP merupakan unit perusahaan energi China, yakni China National Petroleum Corp. Perusahaan ini memenangkan lelang proyek pipa minyak senilai 2,3 miliar dolar AS atau setara Rp32 triliun, pada tajun 2016.

Lelang yang dibentuk mantan perdana menteri Najib Razak untuk membangun pipa minyak sepanjang 600 kilometer di pantai barat semenanjung Malaysia dan 663 kilometer di Sabah, Borneo.

Penyitaan dilakukan setelah hampir satu tahun Malaysia menunda dua proyek tersebut.

"Saya mengerti, uang itu untuk 80 persen pipa yang sudah dibayarkan, tapi pekerjaanya baru selesai 13 persen, jadi pemerintah berhak mengambil kembali uang tersebut, karena proyek itu dibatalkan," kata Mahathir, Selasa 16 Juli 2019, dilansir republika.

Malaysia menyita uang CPP setelah Straits Times melaporkan Malaysia menyita uang CPP di HSBC Malaysia. Sementara itu, pihaknya HSBC menolak untuk mengomentari hal itu.

Sedangkan pihak CPP mengatakan, mereka mengerti Dewan Anti-Korupsi Malaysia memerintahkan dana tersebut ditransfer. Hal itu dilakukan tanpa sepengetahuan mereka.

"Saat ini CPP berbicara dengan pihak yang terkait untuk mendapatkan penjelasan dan memahami dasar transfer tersebut, setelah kami mendapat informasi, CPP akan mengambil tindakan yang pantas dan diperlukan untuk melindungi haknya," ungkap pihak CPP, melalui email.

Untuk diketahui, dua proyek itu ditunda Mahathir, setelah ia mengalahkan Najib dalam pemilihan umum pada Juli tahun lalu. Mahathir berjanji untuk melakukan negosiasi ulang atau membatalkan apa yang ia sebut sebagai proyek 'tidak adil' dengan China.  Hal itu membuat hubungan kedua negara merenggang.

Namun pada tahun ini, Malaysia dan China sepakat melanjutkan proyek kereta setelah ongkosnya dipangkas sampai 44 miliar Ringgit.

Menurut Mahathir, pihaknya tidak khawatir dengan dampak buruk yang muncul akibat penyitaan uang perusahaan China tersebut. "Saya tidak melihat mengapa China akan merasa tidak senang dengan ini karena kami tidak mengambil kembali uang yang sudah mereka lakukan," lontarnya. ***