Iran Klaim Tangkap Mata-mata AS, Donald Trump Siap Hadapi Skenario Terburuk

Satria Utama 23 Jul 2019, 09:00
Donald Trump
Donald Trump

RIAU24.COM -  Amerika Serikt siap untuk menghadapi skenario terburuk dari Iran. Hal itu dikatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam sesi foto dengan Presiden Pakistan Imran Khan di Oval Office, Gedung Putih.

"Mereka benar-benar negara teror nomor satu di dunia," kata Trump seperti dikutip sindonews dari VOA, Selasa (23/7/2019).

Trump menegaskan tindakan dan kurangnya rasa hormat Iran membuat sulit baginya untuk bernegosiasi dengan Teheran. "Mereka seharusnya tidak melakukan itu," katanya. "Itu bisa saja berjalan dengan baik," imbuhnya.

Pernyataan Trump ini muncul beberapa jam setelah Iran mengumumkan telah menangkap 17 mata-mata AS dan menjatuhkan hukuman mati kepada sebagian dari mereka.

Belasan mata-mata itu ditangkap selama tahun lalu dan telah mengumpulkan informasi dari situs-situs sensitif, seperti fasilitas militer dan nuklir, untuk badan intelijen AS CIA.

Seorang pejabat kontra intelijen Iran lebih lanjut mengatakan bahwa meskipun telah menerima pelatihan canggih dari AS, tidak ada mata-mata yang berhasil menyabotase fasilitas Iran. Laporan televisi juga menunjukkan foto-foto dugaan agen CIA yang berhubungan dengan mata-mata.

"Laporan Iran yang menangkap mata-mata CIA benar-benar palsu," tweet Trump. "Nol kebenaran. Hanya lebih banyak kebohongan dan propaganda (seperti pesawat tak berawak yang ditembak) yang dikeluarkan oleh Rezim Agama yang buruk yang gagal dan tidak tahu apa yang harus dilakukan," sambungnya.

Sebelumnya, Pompeo mengatakan kepada Fox News, bahwa rezim Iran memiliki sejarah berbohong yang panjang. "Saya akan mengambil dengan sebutir garam signifikan pernyataan Iran tentang tindakan yang telah mereka ambil," tambah Pompeo.

Pekan lalu, Iran menyita atau merampas sebuah kapal tanker minyak Stena Impero milik Inggris di Selat Hormuz. Aksi yang dilakukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran tersebut seperti sebagai pembalasan setelah Marinir Kerajaan Inggris melakukan hal serupa terhadap kapal tanker minyak Grace 1 milik Iran di perairan Gibraltar pada 4 Juli.***

 

R24/bara