Punya Kurma Tropis KL1 Ternyata Jantan? Jangan Dibuang, Ini Alasannya

Riki Ariyanto 9 Aug 2019, 08:42
Rafi petani kurma di Kota Pekanbaru menunjukkan kurmanya yang sedang berbuah (foto/riki)
Rafi petani kurma di Kota Pekanbaru menunjukkan kurmanya yang sedang berbuah (foto/riki)

RIAU24.COM -  Jumat 9 Agustus 2019, Di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau masyarakat tengah semangat membudidayakan kurma. Terutama kurma tropis KL1 asal Thailand termasuk paling banyak ditanam.

Namun budidaya kurma umumnya punya sisi unik. Yaitu kurma belum diketahui jantan atau betinanya sampai mengeluarkan bunga. Sehingga tak jarang kurma yang ditanam tidak berbuah, karena ternyata kurma tropis KL1 nya jantan.

zxc1

Namun menurut Petani Kurma di Pekanbaru, Muhammad Rafi mestinya kurma jantan tidak perlu dibuang. "Banyak yang tidak tahu, kalau kita menanam atau membudidayakan kurma dari biji itu kecenderungannya akan menghasilkan kurma jantan," sebut Rafi.

"Tetapi kurma jantan pun sebenarnya bernilai ekonomis tinggi. Jadi tidak sia-sia juga kalau kita punya kurma jantan, apalagi yang sudah mengeluarkan serbuk sarinya," sebut Rafi.

zxc2

Rafi mengatakan dirinya punya beberapa kurma jantan di lahan seperempat hektare miliknya. "Saya juga punya beberapa kurma jantan, dan sudah sering mengeluarkan serbuk sarinya. Dan itu serbuk sarinya bisa saya jual per ons seharga Rp2 juta. Kenapa? Karena kurma tropis KL1 atau kurma pada umumnya baru bisa berbuah maksimal dengan cara dikawinkan. Jadi serbuk sari kurma jantan itu bisa kita semprot ke bunga kurma betina atau ditempel-tempelkan serbuk sarinya. Jadi pembuahan pada kurma betina tidak bisa dilakukan sendiri seperti sawit, harus ada campur tangan kita," sebut Rafi.

Selain serbuk sari dicari tidak hanya untuk membuahi kurma betina. Tetapi banyak juga yang mencari untuk membantu dalam memiliki keturunan. "Serbuk sari juga banyak dicari bagi yang mau punya keturunan. Karena dipercaya berkhasiat membantu percepat punya anak. Caranya kebanyakan diseduh seperti bikin teh," sebut Rafi.

Sehingga bagi yang memiliki kurma jantan dan sudah mengeluarkan serbuk sari sebaiknya tidak ditebang. "Kalau sudah mengeluarkan serbuk sari tentu sayang kalau dibuang ya. Karena kan jelas ada nilai ekonomisnya, serbuk sarinya laku Rp2 juta per ons dan tahan dipakai sampai dua tahun dengan syarat disimpan di freezer. Selain itu bibit kurma yang sudah tahu jantan itu juga laku dijual mulai dari Rp2 juta sampai Rp3 juta," kata Rafi.

Untuk tahu lebih banyak bisa langsung mengunjungi kebun Rafi di Jalan Sepakat, Perum BMP Blok B Nomor 8, Kulim, Pekanbaru.