Dispar Siak Keluhkan Banyak Pihak Minta Layanan Gratis Masuk Istana

Lina 26 Aug 2019, 19:39
Istana Siak/lin
Istana Siak/lin

RIAU24.COM -  SIAK - Cukup tingginya minat wisatawan berkunjung ke Istana Siak sebagai magnet ikon wisata, membuat Pemkab meningkatkan target pendapatan dari sektor pariwisata.

Beberapa kebijakan dibuat, termasuk meningkatkan harga tiket masuk Istana dan retribusi lainnya bahkan tiket parkir sepatu dan tiket penitipan barang loker.

Hal ini diungkapkan Kadis Pariwisata Kabupaten Siak H Fauzi Asni kepada Wartawan Senin (26/08/2019) di Siak. Salah satu hal yang disampaikan berkenaan dengan tingginya target yang ditetapkan dalam penerimaan PAD kunjungan ke Istana Siak tahun 2019 mencapai Rp2 milyar.

"Kita memang ditargetkan tinggi dalam penerimaan PAD sektor pariwisata, sesuai Perda APBD Siak 2019 khususnya dari tiket masuk Istana. Namun sayang sejumlah pihak justru kerap meminta layanan gratis masuk Istana Siak, khususnya saat kunjungan rombongan," ungkap Fauzi.

Sejumlah pihak dimaksud memang tidak secara spesifik disebutkannya, namun dari unsur Dinas, tamu pemerintah, tamu anggota dewan, bahkan pihak sekolah yang mau membawa siswanya berkunjung juga berupaya mendapatkan layanan gratis dan pemotongan nilai tiket.

"Tentunya kami kesulitan, disisi lain dituntut memenuhi target, namun disisi lain, mempertimbangkan permintaan sejumlah pihak untuk gratis masuk atau setidaknya minta diskon jumlah tagihan tiket," lanjutnya.

Saat di lapangan, bendahara tiket masuk Istana, Junaidi juga menyampaikan keluhan yang sama terkait beratnya menanggung tercapainya target pendapatan tiket. Masalahnya beberapa pejabat Pemkab, organisasi, dan beberapa pihak selalu saja meminta dispensasi. Misalkan saja, saat Pemkab kedatangan tamu mencapai 50 puluhan orang tidak satupun masuk memakai tiket.

"Kami dikejar target, dan kerap jadi sorotan ketika tidak tercapai. Ini harus dipahami," sebutnya.

Beberapa hal, bagi pengunjung yang ingin ke Siak dan berkunjung ke istana Siak, hendaknya mempersiapkan beberapa biaya, diantaranya tiket kendaraan saat diparkir untuk roda empat Rp5000 dan Rp2000 untuk roda dua,-, membeli tiket masuk Istana bagi wisatawan domestik Rp10.000 dan Rp5000 untuk anak-anak,  dan wisatawan manca negara, Rp25.000. Selain itu biaya menitipan barang di parkir sepatu di pintu Istana Rp10.000 sesuai pengakuan sejumlah wisatawan.

Terkait hal tersebut, tokoh muda LAMR Siak, Rolis Muhtar menyebutkan bahwa apa yang menjadi keluhan pihak dinas pariwisata melalui jajarannya di lapangan objek wisata tentu perlu dimaklumi. Hal ini seiring target yang ditetapkan dalam penerimaan PAD sektor Pariwisata, dan memang masih baru diterapkan. Untuk itu semua pihak perlu mendukung berjalannya Perda Retribusi objek wisata ini, tanpa tebang pilih, dan berlaku untuk semua unsur tanpa terkecuali.

"Hal ini memang terasa aneh bagi beberapa pihak, karena masih baru diterapkan. Dan suatu saat akan menjadi hal biasa, bahkan akan menjadi tanggungjawab bersama," ujarnya.

Namun demikian, ketika kekhawatiran tidak tercapainya target pendapatan menjadi unsur keluhan, sebaliknya kelak saat penerapan berjalan baik dan lancar bahkan pendapatan melebihi target tentu setoran PAD nya sesuai jumlah perolehan.

"Ya tentu berimbang, saat kurang mereka mengeluhkan dan harus dievaluasi, dan ketika berlebih target tentu menjadi pencapaian yang menguntungkan," ujar Rolis.

"Dan jika memang tak mencapai target, sebenarnya pengukuran dan penghitungan pendapatan bisa dilihat dari habisnya jumlah tiket yang disediakan sesuai nomor tiket dalam jangka tertentu," pungkas pria yang akrab disapa Dedek tersebut.***


R24/phi/lin