Tegas, Karena Tak Pernah Diajak Bicara, Mantan Dirut BRI Tolak Jadi Dirut BTN

Siswandi 30 Aug 2019, 00:19
Mantan Dirut BRI Suprajarto
Mantan Dirut BRI Suprajarto

RIAU24.COM -  Sikap tegas ditunjukkan mantan Direktur Utama PT Bank Rakya Indonesia (BRI) Suprajarto. Ia menolak hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), yang menetapkan dirinya sebagai Dirut Bank BTN. Ia mengatakan tidak pernah diajak bicara terkait penetapan dirinya sebagai Dirut BTN.

Suprajarto mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah diajak bicara mengenai posisi barunya tersebut. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Direktur Utama BTN.

"Bahwa saya ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank Tabungan Negara di mana saya tidak pernah diajak bicara mengenai penetapan ini sebelumnya apalagi diajak musyawarah. Oleh karena itu oleh penetapan RUPSLB atas penetapan ini saya tidak dapat menerima keputusan itu, dan saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB BTN," kata Suprajarto di bilangan Jakarta Pusat, Kamis 29 Agustus 2019, dilansir detik.

"Saya baru tahu tadi dari media massa," tambahnya.

Dilansir republika, Suprajarto menyampaikan hal yang bertolakbelakang dengan pernyataan Kementerian BUMN yang menyebut sudah berkomunikasi dengannya. Menurut dia, ia tidak pernah diajak bicara apalagi diajak musyawarah.

"Oleh karena itu, saya tidak dapat menerima keputusan itu dan saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari hasil keputusan RUPSLB tersebut," kata dia.

Menurut peraturan BUMN, setelah penetapan RUPSLB maka Suprajarto otomatis nonaktif dari jabatannya sebagai Dirut di BRI. Suprajarto menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan semua pihak selama menjabat dirut BRI.

Ia juga menyampaikan bahwa ia tidak merasa pernah ada masalah dengan siapa pun di Kementerian BUMN.

"Saya tidak pernah ada persoalan sama orang, saya profesional, saya menjalankan tugas secara profesional," katanya.

Di sisi lain, mantan Dirut BTN Maryono, mengatakan dirinya menerima keputusan RUPSLB yang memutuskan dirinya dicopot dari jabatan strategis itu.

"Kami sendiri sudah berusaha yang terbaik, membawa laba BTN menjadi naik dua kali lipat, bagi kesejahteraan karyawannya juga, pak Supra diharapkan bisa membawa jadi lebih baik lagi," ujarnya, usai RUPSLB di Menara BTN, Jakarta. ***