DPRD Riau Maklumi Lambatnya Penanganan Karhutla Karena Keterbatasan Peralatan dan Air

Riko 10 Sep 2019, 20:59
Muhammad Arfah
Muhammad Arfah

RIAU24.COM -  Anggota DPRD Riau Muhammad Arfah memaklumi penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)  di Riau belum maksimal saat ini. Adapun penyebabnya karena keterbatasan pelalatan dan keterbatasan air.  

"Kita akui pemerintah dan instansi terkait sudah menjalankan kerjanya belum maksimal. Hal ini disebabkan karena kekurangan perlatan dan keterbatasan air," katanya. Selasa 10 September 2019.

Tapi meskipun demikian Ia meminta pemerintah dan instansi terkait agar lebih intensif lagi dalam penanganan asap di Riau agar tidak terjadi lagi. 

"Kita juga mendapat kabar ada sekian ribu orang terkena penyakit ISPA, dikarenakan  kabut asap. Maka dari itu pemerintah dan dinas kesehatan kita minta pro aktif dalam menangani masalah asap tersebut, "jelasnya. 

Memang diakui politisi PPP ini kondisi Riau saat ini memasuki musim kemarau sehingga kebakaran hutan dan lahan mudah terjadi. Oleh karena itu kepada pihak hukum segera menangkap para pelaku yang membakar lahan baik itu masyarakat dan perusahaan. 

"Kita juga berharap digelarnya shalat istisqa untuk meminta hujan, " jelasnya. 

Soal libur sekolah yang diinstruksikan gubernur Riau Syamsuar,  Arfah mengaku mendukung instruksi tersebut hal ini karena melihat kondisi asap yang sudah status kurang sehat. 

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada hari Selasa 10 September 2019 mencatat ada ratusan hotspot muncul di Provinsi Riau. Hotspot terbanyak muncul di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

"Hotspot Riau dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen ada 138 titik. Tersebar paling banyak di Indragiri Hilir 64 titik, Pelalawan 33 titik, dan Indragiri Hulu 18 titik,"kata kepala Seksi (Kasi) Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno. 

Kemudian hotspot juga muncul di Kepulauan Meranti 1 titik, Bengkalis 2 titik, Kampar 6 titik, Dumai 1 titik, Kuansing 3 titik, dan Rokan Hilir 10 titik.

Selanjutnya Riau dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau titik api ada muncul 90 titik. Selanjutnya Bengkalis 2 titik, Kampar 5 titik, Pelalawan 18 titik, Kuansing 3 titik, Rokan Hilir 9 titik, Indragiri Hilir 43 titik, dan Indragiri Hulu 10 titik.