Bikin Merinding, Ini yang Dirasakan Warga Jambi Saat Langit Jadi Merah Akibat Karhutla

Siswandi 22 Sep 2019, 22:47
Kondisi salah satu daerah di Jambi, langit memerah meski waktu menunjukkan pukul 12 siang. Foto: int
Kondisi salah satu daerah di Jambi, langit memerah meski waktu menunjukkan pukul 12 siang. Foto: int

RIAU24.COM -  Hari Sabtu (21/9/2019) kemarin, akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi masyarakat di Provinsi Jambi. Sama halnya dengan di Riau, masyarakat di provinsi tetangga itu juga merasakan dampak yang parah akibat kebakaran hutan dan lahan (lahan).

Bahkan saking parahnya, pada hari itu suasana di beberapa daerah di Jambi, terasa begitu menakutkan. Meski waktu menunjukkan pukul 12 siang, namun langit berwarna merah darah.

Warga terpaksa menyalakan lampu karena kondisi gelap. Tak hanya itu, kipas angin juga ikut dinyalakan untuk mengusir kabut asap yang begitu leluasa masuk ke dalam rumah warga.

Semua itu bersumber dari satu masalah, Karhutla.

Situasi yang begitu mencekam itu, salah satunya dialami warga Desa Puding dan Pulau Mentaro, yang berada di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.

"Jam 12.00 siang tadi mulai gelap nian, seperti tengah malam, lampu rumah-rumah sampai dihidupkan," ungkap Dedy Wahyuni, warga Desa Betung, seperti dilansir kompas, Minggu 22 September 2019.

Warga lainnya bernama Eko, menuturkan, selain gelap, suasana juga dirasakan semakin menakutkan karena angin kencang sempat berhembus.

"Tiupan angin memang kencang disertai suara gemuruh api yang membakar lahan yang berjarak dua kilometer lagi dari permukiman warga setempat," tuturnya, seraya mengatakan lahan yang terbakar itu  adalah milik perusahaan.

Sedangkan warga Muaro Jambi, Amna, merasakan suasana mencekam saat kejadian langit di Jambi memerah.

"Mencekam kondisinya sekarang. Langitnya oranye," tutuny.

Amna pun mengabadikan suasana tersebut dengan kamera ponselnya dan menyebut kondisi di tempat tinggalnya semakin parah.

Sama halnya dengan Riau, kabut asap akibat Karhutla di Jambi, telah mengakibatkan aktivitas belajar mengajar di beberapa kabupaten dan kota, jadi terganggu. Karena kabut asap yang tebal, para siswa terpaksa diliburkan. ***