Panik, Digoncang Gempa 6,8 M, Warga Ambon Berhamburan Cari Dataran Tinggi

Siswandi 26 Sep 2019, 11:19
Salah satu bangunan di Ambon yang rusak setelah kawasan itu diguncang gempa bumi pada Kamis pagi tadi. Foto: int
Salah satu bangunan di Ambon yang rusak setelah kawasan itu diguncang gempa bumi pada Kamis pagi tadi. Foto: int

RIAU24.COM -  Suasana panik sempat melanda Kota Ambon dan sekitarnya di Provinsi Maluku, Kamis 26 September 2019 pagi tadi. Peristiwa itu terjadi setelah kawasan itu digoncang gempa bumi dengan magnitude 6,8.

Warga pun berhamburan dari rumah mereka, untuk mencari dataran tinggi. Hal itu dilakukan karena mereka khawatir gempa tersebut bakal disusul tsunami. Akibatnya, jalanan di Kota Ambon pun jadi macet.

Namun beberapa saat kemudian, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan, tidak ada potensi tsunami setelah gempa itu.

Dilansir republika yang mengutip antara, lalu lintas di berbagai ruas jalan di Kota Ambon, langsung macet karena dipadati kendaraan warga yang berlomba-lomba menuju sejumlah dataran tinggi di kota itu.  Di antaranya Desa Paso, Kelurahan Karampanjang, dan Dusun Kayu Putih, Kelurahan Kudamati.

Kepanikan warga semakin bertambah karena gempa susulan masih terus terjadi dengan guncangan yang cukup kuat dirasakan warga. Sementara itu, sejumlah bangunan tampak rusak akibat diguncang gempa.

Terkait kejadian itu, Agus Wibowo selaku Plt Kapusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, gempa Ambon dengan magnitudo 6,8 memiliki intensitas maksimum VII-VI MMI menyebabkan jembatan dan bangunan di sana mengalami kerusakan.

Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan, gempa tersebut tergolong dangkal, dengan kedalaman 10 km . Sedangkan titik pusat gempa berada pada koordinat 3.38 lintang selatan dan 128.43 bujur timur berjarak 40 km Timur Laut Ambon Maluku.

"Gempa tersebut dipicu sesar aktif," terangnya.

BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada akan potensi bahaya dari gempabumi. Apalagi gempa susulan masih terjadi.

"Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 10 aktivitas gempa bumi susulan (aftershocks) dengan magnitude terbesar Magnitudo 5,6," ujarnya lagi. ***