Berkunjung ke Kampar, Gubri Syamsuar Sebut Ikan Patin Miliki Kualitas yang Bagus untuk Ekspor

M. Iqbal 29 Sep 2019, 09:47
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mendatangi budidaya ikan patin di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar (Foto: Istimewa)
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mendatangi budidaya ikan patin di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar (Foto: Istimewa)

RIAU24.COM - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mendatangi budidaya ikan patin di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar. Apalagi Kampar saat ini menjadi central ikan patin di Provinsi Riau.

Bahkan dalam sehari, kelompok budidaya ikan di Desa Koto Masjid bisa memanen ikan patin sebanyak 15 ton dengan berat ikan patin per ekor 1 kilogram. Ikan patin dari desa ini dipasarkan hingga ke Sumatera Utara, Bengkulu dan provinsi lainnya di Pulau Sumatera.

Ketua BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Kampung Patin Desa Koto Masjid, Mustakim mengatakan dengan kedatangan Gubernur Syamsuar ke Desa Koto Masjid ini dapat membuka peluang ekspor dan meningkatkan pemasaran ikan patin yang ada di Kabupaten Kampar.

"Saat memberikan semangat kepada kami, beliau (Syamsuar, red) mengatakan ada peluang ekspor ikan patin dari Provinsi Riau," kata Mustakim.
zxc1

Mustakim menjelaskan, untuk kolam budidaya ikan patin di Desa Koto Masjid, ada sekitar 1.000 kolam yang tergabung dalam lima kelompok budidaya ikan di Desa Koto Masjid, dengan luas 150 hektar. Selain ikan segar, produk dari ikan patin berupa ikan patin asap yang sudah memiliki pasar di Pulau Sumatera.

Dari hasil kunjungannya tersebut, Gubernur Riau, Syamsuar melihat tentang adanya peluang ikan patin di Kabupaten Kampar menjadi komoditas ekspor. Karena, ikan patin yang ada di Provinsi Riau memiliki kualitas yang bagus sampai ikan patin yang perlu adanya peningkatan kualitas.

"Saya sudah berbicara di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, bagaimana ikan patin di Riau menjadi komoditas ekspor dimasa yang akan datang. Kalau komoditas ekspor harganya lebih bagus dan masyarakat lebih sejahtera," kata Syamsuar.

Untuk memenuhi standar dan kualitas ekspor, kata Syamsuar, tugas pemerintah daerah dan pusat saling bersinergi untuk menjadikan ikan patin di Riau menjadi komoditas ekspor. Apalagi, dengan adanya RoRo Dumai - Malaka, bisa menjadi pintu gerbang ekspor dari Riau ke Malaysia.
zxc2

"Petani bubidaya ikan patin di Riau, juga harus membagi kolamnya, mana yang diperuntukkan untuk ekspor dan konsumsi lokal. Sehingga, kita bisa tahu jumlahnya yang akan dipanen setiap harinya sesuai dengan kolam yang sudah ditentukan kedepannya," ungkap Syamsuar.

Ia juga berharap, petani ikan di Riau serius dan menekuni usahanya. Bukan, karena hanya ingin mencari keuntungan semata. Tapi, bagaimana dengan adanya kolam ikan ini, memiliki dampak positif bagi masyarakat lainnya.

"Apalagi, ikan patin salai (ikan yang diasap, red), juga bisa menjadi buah tangan bagi pelancong yang datang ke Riau dari seluruh nusantara dan luar negeri. Hal ini akan menjadi perhatian kita bersama, bagaimana kedepannya ikan patin di Riau menjadi primadona dunia dan nusantara," demikian Syamsuar. (Adv)