Disbunhorti Meranti Terus Upayakan Produksi Lima Komoditas Unggulan Meningkat

Ahmad Yuliar 1 Oct 2019, 19:59
Meranti punya komoditas unggulan sagu (foto/int)
Meranti punya komoditas unggulan sagu (foto/int)

RIAU24.COM - Selasa 1 Oktober 2019, Kabupaten Kepulauan Meranti punya potensi besar untuk menggarap komoditas perkebunan. Dinas Perkebunan dan Hortikultura (Disbunhorti) Meranti catat ada lima komoditas perkebunan unggulan yaitu sagu, kelapa, karet, kopi, dan pinang.

“Yang terbesar dari seluruh komoditas perkebunan kita adalah sagu. Jumlahnya produksi setahun mencapai 239,085,271 ton. Sementara luas perkebunannya seluas 39,644 hektar dan melibatkan sebanyak 8,002 petani,” ungkap Kepala Disbunhorti Meranti, Tengku Efendi.

zxc1

Untuk produksi karet selama setahun 11,943,145 ton pertahun. Luas lahan perkebunannya 20,701 hektar dan melibatkan sebanyak 13,290 petani.

Lalu produksi kelapa sebanyak 28,781,030 ton pertahun. Dengan luas lahan 31,914 hektar dan melibatkan sebanyak 15,805 petani.

Sementara produksi kopi sebanyak 1,881,386 pertahun. Luas tanamannya 1,465 hektar dengan jumlah petani sebanyak 1,234 orang.

zxc2

Kemudian produksi pinang selama setahun yakni 220.746 ton, dengan luas lahan 421 hektar. Petani yang terlibat sebanyak 2,104 orang.

“Pendataan terhadap lima komoditas unggulan perkebunan ini rutin kita lakukan setiap tahunnya. Sehingga bisa diketahui bagamana perkembangannya,” ungkapnya.

Dirinya berharap ke seluruh petani agar maksimal merawat komoditas perkebunan itu. “Kita juga terus berusaha membantu meningkatkan produksi dengan bantuan pembibitan baru. Dengan semakin luasnya jumlah lahan perkebunan lima komoditas itu, secara otomatis produksi bisa terus meningkat,” katanya.

Tengku Efendi meyakini dengan semakin meningkatnya produksi secara otomatis juga akan membantu meningkatkan ekonomi masyarakat Meranti. “Kita yakin, jika hasil perkebunan meningkat, akan membantu mengurangi angka kemiskinan daerah,” optimisnya.

Ketua DPRD Kepulauan Meranti, Fauzi Hasan SE berharap agar porsi bantuan bagi masyarakat bisa terus ditingkatkan. Karena menurutnya masyarakat kesulitan untuk melakukan peremajaan produk perkebunan.

“Jika perlu Disbunhorti bisa terus membina para petani ini untuk terus berkembang. Termasuk memberikan bantuan secara rutin. Jika perlu dilakukan upaya menambah jumlah petani,” katanya.