Diskes Pekanbaru Ungkap Ibu Hamil Banyak Mengidap HIV/AIDS

Riki Ariyanto 8 Oct 2019, 21:00
Pengidap HIV/AIDS di Kota Pekanbaru terus bertambah jadi 18 orang, kebanyakan Ibu hamil (foto/ilustrasi)
Pengidap HIV/AIDS di Kota Pekanbaru terus bertambah jadi 18 orang, kebanyakan Ibu hamil (foto/ilustrasi)

RIAU24.COM -  Selasa 8 Oktober 2019, Hingga Oktober 2019 ini pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah mencapai 3.297 orang di Pekanbaru. Kasus HIV/AIDS di Pekanbaru ditemukan pertama kali pada 2004 lalu.

Seperti yang dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru Muhammad Amin. Penyebaran penyakit HIV dan AIDS dipantau terus dari 21 puskesmas.

zxc1

"Hari ini, kami mengundang pengelola data penyakit HIV dan AIDS di tiap puskesmas. Dalam rapat ini terungkap bahwa kami mendapati penyebaran penyakit HIV dan AIDS pada lelaki yang suka berhubungan dengan sesama jenis (gay), ibu hamil yang tertular HIV/AIDS, pasien Tubercolosis (TBC), dan pasien yang tertular dari jarum suntik," paparnya.

Dari pelaporan petugas pengelola data di 21 puskesmas terungkap bahwa penderita yang paling susah didata adalah kaum gay. Pria gay ini tak pernah datang ke puskesmas.

zxc2

Perlu diketahui, penderita HIV dan AIDS di Pekanbaru ditemukan pertama kali pada 2004 lalu. Sejak saat itu, angka penderita HIV dan AIDS terus meningkat hingga Oktober 2019 ini.

"Sampai saat ini, jumlah penderita HIV sebanyak 1.842 orang. Sedangkan penderita AIDS 1.455 orang. Angkanya cenderung naik dari tahun ke tahun," sebut Amin.

Masih berdasarkan laporan petugas puskesmas, penyakit HIV dan AIDS paling banyak diderita ibu hamil. Hal itu terungkap di Puskesmas Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya. Kasus yang sama juga didapati di puskesmas lain di pinggiran Pekanbaru.

Para penderita HIV dan AIDS ini selalu diperiksa kesehatannya. Peralatan khusus untuk penyakit HIV dan AIDS juga telah disediakan. "Kami juga menyediakan obat-obatan untuk mengurangi dampak virus HIV dan AIDS itu. Supaya, penyakit lain tidak masuk ke tubuh si penderita atau orang lain," jelas Amin.

Tapi, penularan penyakit HIV dan AIDS ini bukan hanya disebabkan seks bebas. Penularan penyakit bisa juga disebabkan transfusi darah dan suntik. Proses transfusi darah di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD-PMI) Pekanbaru juga sudah sesuai standar.

"Kami tidak lagi menggunakan suntik lima kali pakai. Tetapi, kami hanya menggunakan suntik sekali pakai," kata Amin.