111 Kasus Demam Berdarah di Kepulauan Meranti, Satu Orang Meninggal Dunia

Ahmad Yuliar 4 Nov 2019, 20:30
Demam berdarah di Kepulauan Meranti (foto/ilustrasi)
Demam berdarah di Kepulauan Meranti (foto/ilustrasi)

RIAU24.COM - SELATPANJANG- Hingga Bulan Oktober 2019, terjadi peningkatan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kepulauan Meranti, khususnya di Kecamatan Tebingtinggi. Dinas Kesehatan (Diskes) Meranti catat jumlah kasus DBD mencapai 111 kasus, satu di antaranya meninggal dunia.

zxc1

Atas dasar itu melalui Bidang Pegendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), upaya pencegahan terus dimaksimalkan. Apalagi saat ini, sudah memasuki musim hujan. Dimana perkembangan nyamuk Aides Aigepty semakin cepat.

“Saat ini kita terus meningkatkan upaya pencegahan. Karena sebanyak tiga orang saat ini mengalami kritis dan satu orang sudah meninggal dunia di RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Selatpanjang,” sebut Kabid P2P, Muhammad Fakhri, Senin, 4 November 2019.

zxc2

Ia mengaku sudah meningkatkan koordinasi dengan seluruh lurah, kades, ketua RW (Rukun Warga) dan RT (Rukun Tetangga) diwilayah Kecamatan Tebingtinggi. Sehingga pencegahan bisa dilakukan secara baik.

“Melalui mereka kita meminta masyarakat kembali melaksanakan berbagai antisipasi penyebaran DBD. Selain menggalakkan gotong royong untuk membersihkan lingkungan, juga dengan melakukan abatesasi dan foging,” ujarnya.

Menurutnya sejumlah daerah yang saat ini menjadi endemis DBD yakni Desa Banglas, Banglas Barat, Kelurahan Selatpanjang Timur, dan Selatpanjang Selatan. Tentunya upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) diwilayah tersebut harus dilakukan.

“Kami juga mengharapkan peran aktif masyarakat kita untuk melakukan PSN. Khususnya dilingkungan tempat tinggal masing-masing,” harapnya.
 
Sekretaris Diskes, Asrul Meldi menjelaskan, walaupun berbagai upaya dilakukan, namun kepedulian masyarakat masih kurang. Hal itu menjadi kendala untuk memberantas DBD. Oleh karena itu ia menginginkan masyarakat Meranti bisa lebih peduli terhadap kesehatan lingkungan.

“Ini menjadi tugas kita bersama. Kami dari Diskes hanya membantu melakukan upaya pencegahan, sosialisasi dan pengobatan saja. Jika kesadaran masyarakat tidak muncul, akan sulit juga,” ucapnya. (R24/Mad)