Masih Gunakan Rokok Elektrik? Waspadai Dua Penyakit Berbahaya ini Bisa Mengintai

M. Iqbal 17 Nov 2019, 06:40
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Keberadaan rokok elektrik masih terus menjadi pembahasan yang berkaitan dengan kesehatan. Dari berbagai penelitian, rokok ini memiliki zat karsinogen dan racun yang bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, penyakit paru, gangguan kesehatan mulut, hingga tuberkulosis.

Dilansir dari Tempo.co, Sabtu, 16 November 2019, berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), rokok elektrik mengandung nikotin, karsinogen seperti propilene glikol, gliserol, dan formaldehida nitrosamin, bahan toksik seperti logam dan silikat, serta nanopartikel.

Rokok tersebut memiliki substansi yang bersifat karsinogenesis, sehingga memiliki risiko perubahan sel dan mencetuskan timbulnya beberapa kanker tertentu seperti kanker paru, kanker mulut dan tenggorokan.
zxc1

Tak hanya itu, rokok elektrik juga berpotensi menimbulkan gangguan pada pencernaan, sistem imun dan timbulnya trombosis. PDPI menyebutkan, rokok elektrik berdampak pada sistem paru dan pernapasan, seperti peningkatan peradangan atau inflamasi, kerusakan epitel dan sel, menurunkan sistem imun lokal paru dan saluran napas, peningkatan hipersensitif saluran napas, risiko asma, dan emfisema.

Bahan beracun yang ada pada rokok elektrik seperti logam berat, silikat, nanopartikel, dan particulate matter merangsang iritasi dan peradangan serta menimbulkan kerusakan sel. 

Ketua PDPI, dr Agus Dwi Susanto Sp.P(K) mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan jika rokok elektrik membuat iritasi saluran napas, meningkatkan gejala pernapasan, risiko bronkitis, asma, dan infeksi paru.
zxc2

Data dari Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) menyebutkan jika dalam satu hirup rokok elektrik terdapat tujuh kali 1011 zat radikal yang bisa meningkatkan stres oksidatif dan memiliki efek pengubah status imun. Efek itu sama halnya dengan yang terdapat pada rokok konvensional.

Kandungan nikotin pada rokok elektrik dapat mengubah ekspresi beberapa gen yang dapat meningkatkan penempelan bakteri tuberkulosis.

Kondisi ini meningkatkan risiko dua kali lipat terinfeksi TB dibandingkan bukan perokok. Rokok elektrik juga dapat menimbulkan kecanduan bagi penggunanya dikarenakan nikotin cair yang ada di dalamnya.