Bidik Industri Hilir Karet, Asosiasi Petani Karet Kuansing Dirikan BUMP

Satria Utama 14 Dec 2019, 23:29
Acara penandatanganan akta pendirian BUMP di Kuansing
Acara penandatanganan akta pendirian BUMP di Kuansing

RIAU24.COM -  KUANTANSINGINGI - Kabupaten Kuantan Singingi Riau menjadi kabupaten pertama di Provinsi Riau mendirikan Badan Usaha Milik Petani (BUMP). Penandatanganan akta pendirian BUMP tersebut disaksikan langsung  Ketua Sekretaris Nasional (Seknas) BUMP DR Edi Waluyo, Sabtu (13/12/2019), di Hotel Angela, Kuantan Singingi.

Hadir dalam acara ini perwakilan Tim Kementrian Perekonomi RI, DR. Erdiriyo, inisiator pendirian BUMP, Alexander Pranoto dari PT Buana Orbit Sejahtera, dan para pengurus Kelompok Tani Karet di Kuansing.

BUMP yang diberi nama Apkarkusi Nagori Maju ini memang berbasiskan para petani karet di Kuansing yang berjumlah 1.300 orang. Menurut Syoffinal selaku pembina  Asosiasi Petani Karet Kuantan Singingi 

(Apkarkusi) mengungkapkan selama ini petani karet di Kuansing yang berhimpun dalam asosiasi telah berhasil meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

" Saat ini kita telah melakukan lelang bersama komoditas karet. Dengan adanya lelang bersama ini, harga karet yang semula di kisaran Rp6.000 an telah naik menjadi Rp9.000 an," katanya.

Diharapkan, dengan terbentuknya BUMP ini, kegiatan para petani karet di Apkarkusi tidak hanya sekadar menghasilkan komoditi karet, tapi juga produk turunannya. "Nah, dengan adanya BUMP ini ke depan gerakan asosiasi dapat lebih luas sasarannya, seperti menggarap industri hilir karet, peternakan sapi, serta pemasaran pupuk," jelasnya.

Syoffinal mengatakan, ide didirikannya BUMP tidak terlepas dari dorongan pimpinan PT Buana Orbit Sejahtera, Alexander Pranoto, yang memiliki visi sama dengan dirinya untuk memajukan kesejahteraan petani. "Bersama Pak Alex, kita konsultasi dengan Seknas BUMP untuk dapat mewujudkan wadah pengembangan usaha petani ini," jelasnya.

Sementara itu, Alexander Pranoto mengungkapkan mengapa dirinya antusias mendorong berdirinya BUMP di Kuansing. "Sejak membantu pemerintah dalam program replanting sawit nasional, saya banyak keliling ke desa-desa dan melihat kondisi petani yang masih memprihatinkan, padahal potensi sektor pertanian sangat menjanjikan," katanya.

Salah satu kelemahannya, kata Alex, adalah tidak maksimalnya peran kelembagaan ekonomi di lingkungan petani. "Untuk itulah diperlukan sebuah lembaga ekonomi yang ruang lingkupnya bisa lebih luas, dan itu bisa dilakukan oleh BUMP, " ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Seknas BUMP DR Edi Waluyo, mengatakan, Seknas BUMP sangat mendukung berdirinya BUMP di Kuansing sebagai wadah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan petani.

Ia juga mengisahkan sukses BUMP Wonogiri Jateng yang kini telah melakukan ekspor beras merah anggota binaannya. Juga bagaimana BUMP di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengirim via kapal 10.000 ekor sapi untuk kebutuhan daging ke Jakarta. 

Ia berharap BUMP Askarkusi ini juga dapat berkembang pesat dan menjadi model berdirinya BUMP di kabupaten/kota di Provinsi Riau.

Sementara Staf Khusus Kemenko Perekonomian DR Erdiriyo mengaku sangat senang melihat antusias para petani karet di Kuansing mendirikan BUMP. "Ini merupakan langkah yang sangat baik dan patut didukung penuh oleh pemerintah daerah dan pusat. Kita dari kementrian akan membantu secara penuh agar BUMP di Kuansing ini dapat berkembang dengan mensinergikannya dengan stake holder lainnya.****