Kembali Rusuh, Para Demonstran Hong Kong Usir Pedagang Asal China

M. Iqbal 29 Dec 2019, 13:54
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Meski suasana natal, tak dapat membendung aksi unjuk rasa kubu pro-demokrasi di Hong Kong. Bahkan, polisi pun harus memukul mundur para demonstran yang melakukan sweeping di pusat perbelanjaan. 

Dikutip Liputan6.com dari VOA Indonesia, Ahad 29 Desember 2019 Polisi bentrok dengan para pengunjuk rasa yang masuk ke sebuah mall di Hong Kong menuntut supaya para pedagang China daratan pergi dari lokasi.

Aksi di Sheung Shui, perbatasan Hong Kong dengan China daratan ini adalah usaha pengunjuk rasa paling baru untuk menekan pemerintah Hong Kong. Sekitar 100 demonstran masuk ke pusat pertokoan itu sambil menyerukan "Bebaskan Hong Kong" dan "Pulanglah ke Daratan China!"

Polisi yang berpakaian sipil dan bersenjatakan pentungan menangkap sejumlah demonstran. Seorang polisi menggunakan semprotan merica yang diarahkan pada demonstran dan wartawan. Stasiun radio dan TV Hong Kong melaporkan 14 orang ditangkap.
zxc1

Pada Sabtu kemarin, sebagian pedagang di mall Sheung Shui itu menutup kios mereka dan menyegelnya dengan pita oranye. Polisi Hong Kong telah menangkap 336 orang pada liburan hari Natal sementara gerakan protes di kota itu terus marak.

Sementara itu, juru bicara kepolisian Hong Kong, Kwok Ka-Chuen mengatakan, mereka yang ditahan antara Senin dan Kamis itu antara lain 92 perempuan dan anak-anak di bawah umur, berusia semuda 12 tahun.

Penangkapan itu membuat jumlah orang yang ditahan selama protes mendekati 7.000 orang, sebagian besar adalah usia pelajar dan mahasiswa.

Demonstran, yang sebagian mengenakan topi Sinterklas, bentrok dengan polisi Hong Kong  pada musim liburan Natal, sementara demonstransi selama enam bulan lebih ini tampaknya akan terus berlangsung hingga tahun baru.
zxc2

Jubir polisi juga mengecam apa yang ia sebut serangan terhadap warga biasa di pusat-pusat perbelanjaan dan restoran serta perusakan prasarana umum, termasuk stasiun kereta bawah tanah, bank-bank dan jaringan listrik.

“Rencana mereka adalah membungkam mereka yang memiliki pandangan berbeda dan untuk meneror publik. Siapa pun yang tidak sependapat dengan kekerasan mereka akan dihadapkan dengan kekerasan juga,” kata Kwok kepada wartawan.

Demonstran berbaju hitam memecahkan kaca-kaca jendela toko di kawasan belanja, dan polisi menanggapinya dengan gas air mata serta penangkapan. 

Protes untuk menuntut hak-hak demokratis yang lebih luas itu tidak menunjukkan tanda-tanda mereda setelah kemenangan besar para kandidat antipemerintah dalam pemilihan wakil distrik awal bulan ini.