Jadi Penasihat Prabowo, Begini Karir Sjafrie Sjamsoeddin dan Suryo Prabowo

Siswandi 31 Dec 2019, 14:10
Suryo Prabowo dan Sjafrie Sjamsoeddin
Suryo Prabowo dan Sjafrie Sjamsoeddin

RIAU24.COM -  Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, telah menunjuk mantan Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, menjadi penasihatnya. Posisi serupa juga diemban Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo. Lalu apa dasar alasan Prabowo memilih kedua sosok itu?

Menurut Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sjafrie punya latar belakang pengalaman yang panjang sebagai Wamenhan dan Sekjen Kemhan, serta pengalaman lain sebagai mantan perwira TNI. 

"Kapasitas beliau sangat dibutuhkan Pak Menhan, memberikan berbagai masukan dan asistensi kerja-kerja Pak Prabowo sebagai Menhan," terangnya, dilansir viva, Selasa 31 Desember 2019.

Selain itu, Dahnil mengatakan Letjen (Purn) Johannes Suryo Prabowo juga ditunjuk menjadi penasihat Prabowo. Namun, beliau belum memiliki jabatan resmi di Kementerian Pertahanan.

"Pak Suryo sementara ini masih aktif memberikan masukan dan asistensi secara personal kepada Pak Prabowo. Beliau belum memiliki jabatan resmi di Kemhan," tambahnya.

Lalu, seperti apa sepak terjang dan karir keduanya sehingga dipercaya Menhan Prabowo Subianto?

Dari berbagai informasi yang dilansir viva, Sjafrie Sjamsoeddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 30 Oktober 1952 (67 tahun). Ia pernah menjabat Wakil Menteri Pertahanan Indonesia dari 6 Januari 2010 hingga 20 Oktober 2014. 

Selain itu, Sjafrie juga mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan. Kemudian, ia juga pernah menjadi Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI tahun 2002–2005. Ia berasal dari satuan TNI Angkatan Darat (AD) Kopassus.

Selama di militer, Sjafrie memiliki karier cemerlang. Ia pernah menjadi Komandan Peleton Grup 1 Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), Komandan Nanggala X Timor-Timur (1976), Komandan Nanggala XXI Aceh (1987), Komandan Tim Maleo Irian Jaya (1987).

Selanjutnya, Sjafrie juga pernah mengembang tugas sebagi Satgas Kopassus Timor Timur (1990), Komandan Grup A Paspampres, Danrem-061/Surya Kencana (1995), Kasgartap-1 Ibu kota (1996), Kasdam Jaya (1996), Pangdam Jaya (1997), Aster Kasum TNI (1998), Sahli Polhukam Panglima TNI (1998), Koorsahli Panglima TNI (2001), Kapuspen TNI (2002), Sekjen Dephan (2005) dan Wamenhan (2010).

Langkah serupa juga dimiliki Johannes Suryo Prabowo. Ia lahir di Kota Semarang, Jawa Tengah pada 15 Juni 1954 (65 tahun). Ia adalah seorang tokoh militer dan politisi Indonesia. Selain itu, ia Perwira TNI AD Korps Zeni.

Suryo merupakan alumni AKABRI (sekarang Akmil) tahun 1976, dengan penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama sebagai taruna lulusan terbaik.

Sepanjang karirnya, ia pernah menjabat sebagai Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (1 April 2011-30 Juni 2012) dan Wakil Gubernur Timor Timur (1998). 

Selain itu, Suryo juga banyak mengemban jabatan selama berkarir di militer yakni Danton Yonzipur 1 Dam I/BB, Danki Yonzipur 1 Dam I/BB, Kasiops Yonzipur 1 Dam I/BB, Kasi Taktik dan Teknik Zeni, Pusdikzi dan Danden Zipur 5/Dam XVII/Trikora.

Kemudian, Kazi Kopassus, Danyon Zipur 10/Divif 2/Kostrad, Kasiops Korem 164/WD, Timor Timur, Kasi Intel Korem 164/WD, Timor Timur, Kasiter Korem 164/WD Timor Timur, Kasisospol Korem 164/WD Timor Timur dan Kepala Staf Korem 164/WD Timor Timur.

Ketika berpangkat kolonel ia menjadi Sekretaris Pribadi Kasum ABRI, Wadanrem 164/WD Timor Timur, Wagub Kdh tk I Prov Timor Timur dan Asintel Paspampres.

Begitu berpangkat Brigadir Jenderal, Suryo menjabat sebagai Wadan Pasukan Pengamanan Presiden, Dirjianbang Doktrin dan Lingstra Sesko TNI dan Kepala Staf Kodam III/Siliwangi. 

Kemudian, ia menjabat sebagai Pangdam I/Bukit Barisan, Pangdam Jaya/Jayakarta hingga akhirnya menjadi Wakil Kepala Staf TNI AD dan Kepala Staf Umum TNI. ***