Bakal Uji Coba Rudal Nuklir di Tahun 2020, Sikap Bandel Korut Bikin Kesal PBB

Satria Utama 2 Jan 2020, 10:42
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM -  Sikap Korea Utara (Korut) yang bandel karena akan melanjutkan uji coba senjata nuklir dan rudal balistik kembali pada 2020 membuat gusar Sekjen PBB Antonio Guterres. Lewat Juru Bicara PBB Stephane Dujarric, Guterres berharap Korut menahan diri untuk tidak menguji coba kembali persenjataannya.

"Sekjen sangat berharap uji coba itu tidak akan dilanjutkan, sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan (DK) terkait. Non-proliferasi tetap menjadi pilar mendasar keamanan nuklir secara global dan harus dipertahankan," kata Dujarric, dikutip Inews dari Reuters, Kamis (2/1/2020).

Ditambahkan Dujarric, upaya diplomatik menjadi cara jitu untuk meredam ambisi nuklir Korut. "Keterlibatan diplomatik merupakan satu-satunya jalan menuju perdamaian berkelanjutan," kata Dujarric.

Sejauh ini Amerika Serikat dan Korea Selatan yang berperan dalam negosiasi, tanpa mengabaikan peran sekutu dekat Korut, yakni China dan Rusia.

Sebelumnya pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan tidak ada lagi alasan bagi negaranya untuk terikat dengan moratorium deklarasi rudal balistik dan uji coba senjata nuklir. Kim menegaskan, negaranya sedang menyiapkan senjata strategis baru dan akan diperkenalkan dalam waktu dekat.

Namun Presiden AS Donald Trump mengungkapkan rasa yakinnya bahwa Kim tak akan bertindak terlalu jauh. Hal ini didasarkan bahwa dia dan Kim telah meneken komitmen denuklirisasi dalam pertemuan di Singapura pada Juni 2018. Trump yakin Kim tak akan keluar dari kesepakatan, meskipun pembicaraan denuklirisasi kedua negara masih buntu.

Sebaliknya, Kim beberapa kali mengeluhkan aksi provokasi AS, yakni tetap melakukan latihan perang bersama Korea Selatan, menguji coba persenjataan mutakhir, serta yang paling berat adalah menjatuhkan sanksi terbaru terhadap negaranya.

Pada November, Korut memperingatkan AS tentang kemungkinan "hadiah Natal" setelah Kim memberikan AS tenggat waktu sampai akhir tahun untuk mengubah sikapnya dalam perjanjian denuklirisasi. Banyak pihak berspekulasi bahwa hadiah Natal yang dimaksud adalah uji coba rudal balistik, namun sampai detik terakhir tahun 2019, tak ada rudal yang diluncurkan.***