Lebih Sering ke Luar Negeri Daripada Presiden, Prabowo Malah Dibela Jokowi

Satria Utama 24 Jan 2020, 08:52
Prabowo saat bertemu Erdogan di Turki/net
Prabowo saat bertemu Erdogan di Turki/net

RIAU24.COM -  Menteri Pertahanan Prabowo Subianto diketahui sering melakukan kunjungan ke luar negeri. Kepergian Prabowo ke luar negeri bahkan terbilang lebih sering dibanding Presiden Joko Widodo. Sejumlah kalangan mulai mengkritisi aktivitas Prabowo tersebut.

Namun kritikan terhadap Prabowo itu dibela oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menyatakan dirinya telah memberikan kewenangan kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk memperkuat diplomasi pertahanan antar negara.

"Ini untuk meredam ketegangan antar negara. Dan siap persenjataan untuk melakukan penegakan hukum di wilayah kita," kata Jokowi, seperti dikutip CNBCIndonesia Jumat (24/1/2020).

"Jadi kalau ada yang mempertanyakan, Pak Menhan pergi ke sebuah negara, itu adalah dalam rangka diplomasi pertahanan, bukan sekadar jalan-jalan," tegas Jokowi.

Ditambahkan Jokowi, diplomasi pertahanan tersebut salah satunya juga dalam rangka membeli alutsista. Jokowi menekankan harus cermat dalam memilih apa yang ingin dibeli dalam hal alutsista.

"Dalam rangka melihat alutsista yang ingin kita beli, bagus atau tidak bagus, bisa digunakan atau tidak bisa digunakan, semuanya dicek. Itu sudah kita diskusikan dengan pak Menhan, tidak sekali dua kali, banyak nih yang tidak tahu," kata Jokowi.

Jokowi memerintahkan kepada seluruh jajaran TNI-Polri untuk terus bersungguh-sungguh dalam rangka memperkuat dan menjaga kedaulatan. TNI-Polri, sambung Jokowi harus mampu menjaga kedaulatan dengan berdiri di garis paling depan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga berbicara soal perang. TNI-Polri harus menguasai dan mengatasi perang yang menurutnya terjadi di era saat ini.

"Dan yang paling penting, kita harus mampu atasi semua spektrum pertahanan, mulai dari konflik internal, perang asimetrik, gerilya, perang proxy, maupun perang hybrid, yang menggabungkan strategi militer non militer, konvensional dan non konvesional," papar Jokowi.***