Sering Dihubungkan, Ternyata ini Perbedaan Utama Virus Corona dengan SARS

M. Iqbal 26 Jan 2020, 09:32
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Hingga kini, virus corona masih menjadi perhatian dunia. Terleboh lagi virus itu menyebar dari Wuhan, Cina. Tak hanya di Cina, di berbagai negara di Asia seperti Thailand, Vietnam, Hong Kong, Singapura, bahkan Indonesia juga terkena wabahnya.

Seperti dilansir dari Tempo.co, Minggu, 26 Januari 2020, para ahli kesehatan sering menghubungkan virus corona dengan SARS (Sindrom Pernapasan Akut Berat). Meski hampir sama, hal itu tidak sepenuhnya setara.

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih, pun menjelaskan perbedaan utamanya. Pertama, ia membandingkan dari segi tingkat kefatalan. Daeng menjelaskan seseorang yang terinfeksi SARS akan lebih berisiko untuk meninggal. Sebaliknya, virus corona risikonya lebih rendah.
zxc1

"Corona hanya sekitar 5 persen. Berbeda dengan SARS yang bisa mengakibatkan kematian lebih dari 60 persen," ujar Daeng, Jumat, 24 Januari 2020.

Kata Daeng, penyebab kematian keduanya berbeda, dalam artian SARS bisa meninggal karena penyakit tunggal. Sedangkan virus corona hanya mematikan jika seseorang memiliki riwayat penyakit lain.

"Kematian tidak dapat dikaitkan langsung dengan virus ini karena diduga meninggalnya justru karena komorbid atau penyakit penyerta yang sudah ada di pasien, misalnya diabetes atau lupus," lanjutnya lagi.
zxc2

Maka dari itu, Daeng mengingatkan agar masyarakat tidak kalut dalam menanggapi virus corona. Apalagi, penyakit itu bisa diminimalkan risikonya jika mengusung pola hidup sehat.

"Usahakan selalu cuci tangan, pakai medical mask, dan makan yang bergizi agar imunitas tubuh tinggi dan bisa menangkal semua virus penyebab penyakit, termasuk corona," tutupn Daeng.