BPS Catat Cabai Merah Hingga Rokok Jadi Penyebab Inflasi di Riau

M. Iqbal 3 Feb 2020, 15:55
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin mengatakan di bulan Januari 2020, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,42 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,11.

Dia mengatakan, berdasarkan inflasi Tahun Kalender (Januari 2020-Desember 2019) sebesar 0,42 persen dan Inflasi Year on Year (Januari 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 1,56 persen.

Dirincikan Misfaruddin, inflasi Riau terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,35 persen.
zxc1

Kemudian diikuti kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen. 

"Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,24 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,30 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,81 persen," kata dia, Senin, 3 Februari 2020.

Dikatakannya lagi, tiga kelompok lainnya mengalami deflasi yaitu kelompok transportasi sebesar -0,68 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,03 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar -0,05 persen.
zxc2

Selanjutnya, komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau adalah cabai merah, bawang merah, minyak goreng, cabai rawit, tomat, kentang, rokok kretek filter, emas perhiasan, rokok putih, dan lain-lain. 

"Sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain, tarif angkutan udara, ikan serai, bensin, telur ayam ras, ikan tongkol, seledri, dan lain-lain," jelasnya.

"Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yaitu Kota Pekanbaru sebesar 0,40 persen, Kota Dumai sebesar 0,54 persen dan Kota Tembilahan sebesar 0,41 persen," tutupnya.

BPS