Bandingkan Dengan Soekarno, Natalius Pigai Pertanyakan Peran Jokowi Saat Umat Islam Dibantai di India

M. Iqbal 1 Mar 2020, 08:23
Aktivis pembela kemanusiaan, Natalius Pigai
Aktivis pembela kemanusiaan, Natalius Pigai

RIAU24.COM - Aktivis pembela kemanusiaan, Natalius Pigai mengomentari tentang pembantaian puluhan umat Islam yang terjadi di India. Terkait hal itu, dia juga mempertanyakan peran Presiden Joko Widodo.

"Hari ini umat Islam di India dibantai, di mana Ir. Joko Widodo?" ujar Pigai dilansir dari VIVAnews.com, Jumat, 28 Februari 2020.

Pigai kemudian menceritakan sebuah kisah dari Bung Karno saat hubungan India-Pakistan memanas usai insiden di Kashmir. Kala itu, Pakistan menganeksasi sepertiga wilayah Kashmir dengan bantuan suku Pashtun.

"India balas dengan mengirim pasukan ke Gurdaspur untuk merebut kembali Kashmir," lanjut Pigai.
zxc1

Pigai menjelaskan, pertempuran antar jet tempur kedua negara terjadi. Dua jet tempur MiG-21 Bison India tertembak jatuh dan 1 F-16 Pakistan juga berhasil ditembak oleh India.

"Soekarno kemudian memerintahkan satuan kapal selam Korps Hiu Kencana TNI AL untuk segera berlayar menuju Karachi Pakistan. Mendengar itu, Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India yang pertama) kaget dengan sikap Soekarno, sahabatnya," cerita mantan Komisioner Komnas HAM itu.

Dia menuturkan Nehru baik sama Soekarno hingga memberi tanah 5 hektar gratis di Canakyapuri, New Delhi, untuk Kantor Kedubes Indonesia. Nehru kemudian menelepon Soekarno dan bertanya "kenapa Anda bantu Pakistan?"

"Jawab Soekarno, saya bantu karena solidaritas bangsa muslim," kata Pigai lagi.
zxc2

Diketahui, Kekerasan berdarah di India ini dipicu adanya Undang-Undang Kewarganegaraan India yang hanya memberi status kewarganegaraan bagi imigran yang menerima persekusi di negaranya dengan syarat beragama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya selain muslim.

Regulasi ini disahkan pemerintahan Perdana Menteri India, Narendra Modi yang beraliran sayap kanan. Partai pengusungnya, Bhratiya Janata (BJP) dituduh bersikap diskriminatif terhadap umat Muslim di India.