Sempat Terlihat Batuk, Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus dan Dua Pembantunya Batal Hadiri Misa

Riki Ariyanto 1 Mar 2020, 08:45
Pemimpin vatikan dan Gereja Katolik se dunia, Paus Fransiskus dikabarkan sakit dan sempat terlihat batuk (foto/int)
Pemimpin vatikan dan Gereja Katolik se dunia, Paus Fransiskus dikabarkan sakit dan sempat terlihat batuk (foto/int)

RIAU24.COM - Minggu 1 Maret 2020, Pemimpin vatikan dan Gereja Katolik se dunia, Paus Fransiskus dikabarkan sakit. Tak sendiri Paus Fransiskus dan dua pembantunya sakit di tengah maraknya virus corona atau Covid-19.

zxc1

Dilansir dari Okezone, MCM News melaporkan Sabtu (29/2/2020), Paus Fransiskus dan dua pembantunya itu sudah dirawat di dekat Santa Marta, hotel di Vatikan. Sebagaimana diberitakan, Paus Fransiskus terpaksa batal hadir pada acara Misa di Roma seperti yang direncanakan karena “sedikit sakit”.

New York Post melaporkan yang mengutip pernyataan resmi dari Vatikan. Hal tersebut menimbulkan banyak spekulasi, mengingat situasi di tengah maraknya virus corona yang mengganas di Italia.

zxc2

Paus Francis sakit tepat sehari setelah memberi dukungan pada penderita virus corona selama Misa Rabu Abu. Di mana Paus Fransiscus sudah terlihat batuk dan menghembus lewat hidungnya.

"Saya ingin, sekali lagi, untuk mengungkapkan kedekatan saya dengan mereka yang sakit karena virus corona dan kepada petugas kesehatan yang merawat mereka," sebut Paus di Audiensi Umum di Lapangan Santo Petrus pada Rabu, 26 Februari 2020.

Sputnik melaporkan Jumat 28 Februari 2020, selama pertemuan itu, Paus tak bertemu secara langsung dengan orang yang menderita virus corona.

Seperti diketahui lokasi Vatikan ada di dalam Kota Roma, Italia. Dan saat ini Italia menjadi salah satu negara di Eropa terdampak paling parah oleh virus corona atau Covid-19.

Tercatat 400 kasus infeksi dan lebih dari 10 kematian telah dilaporkan di Italia akibat wabah virus corona.

Virus cirona baru atau covid-19 yang berasal dari Wuhan, China itu sampai saat ini dilaporkan menginfeksi sebanyak 83.000 orang. Dan sedikitnya 2.858 orang yang terinfeksi meninggal di seluruh dunia sejak pertama kali terdeteksi pada Desember 2019.

Hingga berita ini dilaporkan Okezone masih terus mencoba konfirmasi kebenaran informasi itu dari berbagai pihak. (Riki)