RS di Amerika Serikat Terus Kebanjiran Pasien Corona, Tenaga Medis Dilanda Ketakutan, Ternyata Ini Penyebabnya

Siswandi 28 Mar 2020, 16:47
Petugas menangani pasien virus Corona di AS. (ilustrasi). Foto: int
Petugas menangani pasien virus Corona di AS. (ilustrasi). Foto: int

RIAU24.COM -  Hingga saat ini, seluruh rumah sakit di Amerika Serikat mengalami banjir pasien virus Corona. Namun seiring dengan perkembangan itu, beredar kabar para tenaga medis yang bertugas di garis depan dalam perang menghadapi wabah itu, tiba-tiba dilanda ketakutan luar biasa.

Ternyata, hal itu disebabkan pasokan alat pelindung diri (APD) dan peralatan yang dibutuhkan untuk menangani pasien Corona tersebut, saat ini banyak mengalami kekurangan.

Untuk diketahui, pasien virus Corona di AS terus membludak. Saat ini, angkanya telah menembus angka 100 ribu kasus, dengan lebih dari 1.600 kematian.

Dilansir detik yang merangkum reuters, Sabtu 28 Maret 2020, para dokter di AS menyerukan adanya perhatian khusus akan kebutuhan ventilator yang banyak dibutuhkan oleh para pasien coronavirus yang sakit parah.

Tak hanya itu, sejumlah rumah sakit-rumah sakit di New York City, New Orleans, Detroit dan zona-zona merah virus corona lainnya, juga telah menyatakan kekhawatiran akan kurangnya obat-obatan, alat medis dan staf terlatih.

"Kami takut," ungkap Dr. Arabia Mollette dari Brookdale University Hospital and Medical Center di Brooklyn.

"Kami mencoba berjuang demi nyawa semua orang, namun kami juga berjuang untuk nyawa kami, karena kami berada pada risiko tertinggi untuk terpapar," ujarya lagi.

Ketakutan Makin Menjadi
Dikabarkan, di sebuah rumah sakit di Manhattan, seorang manajer perawat, Kious Kelly, meninggal usai terinfeksi virus corona.

Kematian perawat berumur 48 tahun tersebut makin memicu ketakutan para pekerja medis di tengah kekurangan APD yang kian mendesak.

Seperti dituturkan rekan kerja Kelly, Diana Torres, rumah sakit tempatnya bekerja mengalami kekurangan alat pelindung diri. Baju pelindungnya pun harus dipakai ulang.

"Saya tak punya apa pun untuk melindungi kepala saya, tak ada untuk sepatu saya," ujarnya.

"Ada rasa putus asa. Semua orang ketakutan," imbuhnya.

Perkembngan terbaru, negara bagian New York sejauh ini telah mencatat lebih dari 44.600 kasus positif corona, dengan hampir 6.500 orang dirawat di rumah sakit. ***