Betapa Mulianya, Para Pekerja Ini Rela Mengisolasi Diri di Pabrik, Supaya Produksi Alat Kesehatan Jalan Terus

Siswandi 31 Mar 2020, 12:51
Salah seorang pekerja perempuan di pabrik di Tunisia yang rela mengisolasi diri supaya produksi alat kesehatan jalan terus. Foto: int
Salah seorang pekerja perempuan di pabrik di Tunisia yang rela mengisolasi diri supaya produksi alat kesehatan jalan terus. Foto: int

RIAU24.COM -  Betapa mulianya. Itulah sikap yang ditunjukkan para pekerja di sebuah pabrik yang berada tak jauh dari Tuns, ibukota Tunisia. Saat negara itu menetapkan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona, ratusan pekerja di pabrik itu secara suka rela mengisolasi diri mereka di pabrik dan tak bertemu anggota keluarga serta orang terkasih lainnya. 

Dengan demikian, mereka bisa terus bekerja memproduksi alat-alat kesehatan yang dibutuhkan tenaga kesehatan di negara itu, dalam upaya melawan Corona. 

Hasilnya, saat ini para pekerja tersebut bisa memproduksi 50.000 masker dan alat pelindung kesehatan lain, setiap hari. Alat-alat itu selanjutnya dipakai para tenaga medis untuk melaksanakan tugas.  

Dilansir detik yang merangkum bbc, Selasa 31 Maret 2020, total ada 150 pekerja di pabrik itu, yang rela mengisolasi diri dan tidak pulang ke rumah. Sebagai gantinya, mereka bekerja non stop untuk memproduksi alat-alat kesehatan. Mereka berharap, bisa memenuhi kebutuhan masker dan perlengkapan kesehatan di negaranya.

"Suami saya dan anak perempuan saya yang berumur 16 tahun mendukung dan menyemangati saya melakukan ini," ucap Rebhi, salah satu pekerja perempuan di pabrik itu.

Saat ini, pabrik itu bekerja dalam kapasitas penuh dengan jam kerja dari 06.30 sampai 22.30. Terdiri dari dua shift, para pekerja pria umumnya dapat jatah malam hari.

Karena akan bertahan di dalam pabrik selama sebulan, para pekerja itu mendapat beberapa fasilitas pendukung. Untuk perempuan disediakan berbagai macam alat latihan kebugaran dan ruangan menari. Sementara prianya disiapkan lapangan sepakbola dan basket. Selain itu, juga disediakan dormitori dan kebutuhan hidup lainnya untuk total 110 perempuan dan 40 laki-laki.

"Kalau kami tidak bekerja, dokter-dokter kami tidak akan ada yang melindungi melawan virus iru. Saya mencoba melakukan yang terbaik untuk keluarga saya, untuk rumah sakit, angkatan bersenjata, polisi, untuk semuanya," ucap manajer pabrik, Hamza Alouini.

Untuk diketahui, Tunisia sejak akhir pekan kemarin sudah menerapkan lockdown. Pada pada Minggu (29/3/2020) tercatat ada 227 kasus positif dan enam pasien meninggal dunia sepanjang pekan lalu. ***