Gara-gara Lockdown di Malaysia, Nenek Ini Terpaksa Jalan Kaki ke Singapura Untuk Rawat Suami yang Jatuh Sakit, Netizen: Ini Baru Cinta Sejati

Siswandi 2 Apr 2020, 09:28
Seorang nenek yang nekat jalan kaki dari Malaysia ke Singapura untuk menjaga suami yang jatuh sakit. Kisah membuat netizen terharu. Foto: int
Seorang nenek yang nekat jalan kaki dari Malaysia ke Singapura untuk menjaga suami yang jatuh sakit. Kisah membuat netizen terharu. Foto: int

RIAU24.COM -  Cinta sejati memang tak ada batasnya. Setidaknya itu, itulah gambaran terhadap seorang nenek berusia 66 tahun, warga asal Singapura. Demi melihat dan menjaga suaminya yang sedang sakit, ia memaksakan diri untuk kembali ke rumahnya. Masalah muncul, karena sang nenek masih berada di Malaysia yang sedang menerapkan lockdown, sehingga ia tidak bisa mendapatkan angkutan transportasi umum. Walhasil, perjalanan sejauh itu pun ditempuhnya dengan berjalan kaki. 

Tak ayal, pengorbanan dan perasaan setia sang nenek pun mendapat pujian dari netizen. Mereka menyebutnya aksi sang nenek adalah gambaran dari sebuah cinta sejati. 

Dilansir viva yang merangkum saluran berita Malaysia astro awani, Kamis 2 April 2020, cerita tentang kisah sang nenek itu sempat viral. Hal itu setelah kisah itu diungkapkan sang anak bernama Herman Sudil melalui akun Facebooknya. 

Seperti diketahui, pemerintah Malaysia tengah melakukan lockdown mulai 18 Maret 2020 hingga 14 April 2020 mendatang. Kebijakan itu ditempuh sebagai upaya mencegah penyebaran virus Corona di negara tersebut. 

Dalam unggahannya, Herman menuturkan, ibunya itu datang dari Singapura ke Malaysia, tepatnya di kawasan Johor Bahru, beberapa saat sebelum Malaysia memberlakukan lockdown guna memutus penyebaran virus Corona. 

Kedatangan sang ibu adalah untuk merawat bayinya yang baru berusia tiga bulan. Soalnya, Herman harus menjaga istrinya yang ketika itu tengah dirawat intensif di rumah sakit. 

Namun setelah beberapa hari menjaga cucu, pada awal pekan lalu sang nenek menerima kabar bahwa suaminya yang berusia 80 tahun, tiba-tiba jatuh sakit. Mendengar kabar itu, Herman pun segera mencari transportasi untuk ibunya agar bisa kembali ke Singapura.

Namun karena Malaysia sedang menerapkan lockdown, tidak ada transportasi umum yang beroperasi. Karena itu, Herman menyarankan kepada ibunya itu untuk mengurungkan niatnya pulang ke Singapura, sambil menunggu kebijakan lockdown di Malaysia tuntas, tepatnya hingga pertengahan April. Apalagi, ia mendengar sakit sang ayah tidak terlalu serius. 

Jalan Kaki Pulang ke Rumah 
Meski demikian, sang ibu tetap bersikeras pulang ke Singapura untuk melihat kondisi sang suami. Karena tak ada angkutan, sang nenek akhirnya menempuh perjalanan pulang dengan berjalan kaki. Padahal, ia memiliki gangguan kesehatan pada bagian kaki dan lututnya. Perjalanan pulang sang nenek dilakukannya pada 29 Maret 2020 pekan kemarin. 

Dalam perjalanan itu, sang nenek berhenti setiap beberapa menit untuk beristirahat. Butuh waktu hingga empat setengah jam, sehingga sang nenek bisa sampai di rumahnya di Singapura.  

Meski keberatan, Herman tak kehilangan akal. Ia meminta bantuan dari seorang anggota keluarga untuk mendampingi sang nenek. Anggota keluarga itu pula yang membawa tas sang nenek sekaligus informasi bagi Herman, agar selalu bisa mengetahui kondisi terkini sang ibu. 

Setelah sampai di Singapura, sang nenek harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari di rumah. 

Begitu kisah itu diunggah, sontak saja respon langsung berdatangan dari para netizen. Rata-rata, semua begitu tersentuh dengan kesetiaan dan cinta sang nenek terhadap suaminya itu. 

"Inilah yang disebut cinta sejati," komentar netizen.
"Ibumu sosok wanita tangguh dan pemberani, ibuku juga demikian," komentar netizen lain. 

Mendapatkan beragam komentar atas aksi sang ibu, Herman memberikan tanggapannya melalui  Astro Awani.

"Ini tidak hanya berlaku untuk ibuku tetapi setiap wanita yang bersedia berkorban untuk keluarga mereka. Bahkan ketika ibu lelah, mereka bersedia melakukan apa saja untuk keluarga mereka. Nasihat saya kepada putra, saudara, dan suami adalah untuk menghargai malaikat yang kita sebut perempuan," ujar Herman. 

Benar-benar menyentuh hati, kan? ***