Keras Kepala dan Abaikan Intruksi Israel, Komunitas Ultra Ortodoks di Kota Ini Krisis Diserang Virus Corona

Riki Ariyanto 4 Apr 2020, 19:35
Jalan-jalan di Bnei Brak, padat oleh para pembelanja yang mayoritas komunitas ultra-Ortodoks (atau Haredi) yang menolak intruksi pemerintah Israel agar diam di rumah (foto/Int)
Jalan-jalan di Bnei Brak, padat oleh para pembelanja yang mayoritas komunitas ultra-Ortodoks (atau Haredi) yang menolak intruksi pemerintah Israel agar diam di rumah (foto/Int)

RIAU24.COM - Sabtu 4 April 2020, Sejumlah masyarakat di Bnei Brak, mengabaikan intruksi pemerintah Israel. Bahkan awal pekan ini, jalan-jalan di Bnei Brak, padat oleh para pembelanja yang mayoritas komunitas ultra-Ortodoks (atau Haredi) yang tinggal di kota itu.

zxc1

Dilansir dari Okezone, mereka memilih lebih patuh ke pemimpin agama mereka, ketimbang pemerintahan Israel sendiri. Dampaknya Kota Bnei Brak tercatat jadi pusat penyebaran virus corona terburuk di negara itu, Jumat (3/4).

Bahkan dilaporkan kota Bnei menjadi seperti kota hantu. Seorang pakar menyebut ke Associated Press, hampir 40 persen penduduk kota itu tertular virus tersebut. Kota itu dikecam banyak kelompok sekuler di Israel karena meremehkan usaha nasional mengendalikan virus corona.

Kecaman tertuju pada komunitas ultra-Ortodoks (atau Haredi) yang diketahui memiliki angka kasus yang dikukuhkan jauh lebih tinggi daripada komunitas-komunitas lainnya. Krisis yang dihadapi komunitas ultra-Ortodoks ini berakar dari berbagai faktor.

zxc2

Salah satunya kecenderungan hidup di kawasan-kawasan permukiman yang padat dan miskin, di mana penyakit dengan mudah menular. Sinagoga-sinagoganya, menjadi pusat kehidupan sosial, mempertemukan banyak orang di ruang sempit.

"Wabah di Bnei Brak sama dengan wabah di Tel Aviv. Yakoov Litzman tidak hanya mengingkari para pemilihnya. Ia mengingkari semua warga Israel,” sebut Zehava Galon, mantan pemimpin partai sekuler, Meretz, dalam tulisannya di harian Haaretz.

Litzman merupakan menteri kesehatan Israel dan termasuk tokoh ultra-Ortodoks berpengaruh yang ditunjuk untuk memimpin perang melawan virus corona ini termasuk yang menentang gagasan perintah tinggal di rumah.

Akibatnya Kamis (2/4), Litzman dinyatakan positif tertular virus corona atau covid-19. Maka itu PM Benjamin Netanyahu, dirjen kementerian kesehatan, kepala dinas intelijen Mossad, hingga banyak pejabat tinggi lainnya, menjalani karantina sebab sudah jalani kontak mereka dengan Litzman.

Rabi berpengaruh dari Bnei Brak, Chaim Kanievsky, menentang intruksi pemerintah dan menyebut menghentikan kegiatan-kegiatan keagamaan lebih berbahaya daripada virus corona.

Hasilnya jelas, kini Israel mencatat lebih dari 6.800 kasus yang telah dikukuhkan dengan jumlah 36 di antaranya meninggal dunia. Kasus paling banyak ditemukan di Yerusalem dan Bnei Brak, yang dihuni oleh para komunitas ultra-Ortodoks.

Dalam beberapa Minggu terakhir, usaha polisi Israel menegakkan perintah karantina di Bnei Brak dan kawasan-kawasan permukiman relijius di Yerusalem disambut protes. Beberapa demonstran bahkan meneriakkan kata “Nazi” pada polisi menangkap dan mendenda para pelanggar. (Riki)