Kemenaker Sebut Lonjakan PHK Akibat Corona Tembus 1,2 Juta

Riko 9 Apr 2020, 10:37
Aksi demo buruh (net)
Aksi demo buruh (net)

RIAU24.COM -  Kementerian Ketenagakerjaan mencatat sudah sebanyak 1,2 juta pekerja telah dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kondisi itu disebabkan oleh perusahaan yang mempekerjakan terdampak wabah virus corona.

Berdasarkan data Kemnaker per 7 April 2020, terdapat 39.977 perusahaan yang melakukan PHK dan merumahkan 1.010.579 karyawan.

Rinciannya, pekerja formal dirumahkan sebanyak 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan dan di-PHK sebanyak 137.489 pekerja dari 22.753 perusahaan.

Sementara jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak di sektor informal sebanyak 34.453 perusahaan dengan jumlah pekerjanya sebanyak 189.452 orang. 

"Total jumlah perusahaan yang merumahkan pekerja dan PHK sebanyak 74.430 perusahaan dengan jumlah pekerja/buruh/tenaga kerja sebanyak 1.200.031 orang, " kata Menaker Ida Fauziyah melalui keterangan tertulis, mengutip dari Kumparan. Rabu 8 April 2020.

Untuk mencegah PHK yang lebih besar, Kemnaker telah berdialog dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan serikat pekerja untuk mendengarkan keluhan dan aspirasi.

Kemnaker juga memberikan pedoman mengenai perlindungan pekerja dan kelangsungan usaha dalam rangka pencegahan dan penanggulangan COVID-19 melalui Surat Edaran (SE) Menaker No.M/3/HK.04/III/2020. Salah satu isi SE ini yakni agar perusahaan tak melakukan PHK.

Langkah lainnya yakni melakukan koordinasi dengan Kadisnaker di provinsi seluruh Indonesia guna mengantisipasi dan mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di daerah.

Kemenaker juga melakukan percepatan pelaksanaan Kartu Pra Kerja dengan sasaran pekerja atau buruh yang ter-PHK dan pekerja atau buruh yang dirumahkan baik formal maupun informal. 

Langkah lainnya memberikan bantuan program, misalnya seperti program padat karya infrastruktur sanitasi lingkungan, padat karya produktif kewirausahaan dan program tenaga kerja mandiri (TKM). 

Ketua Kebijakan Publik Apindo, Sutrisno Iwantono, mengakui sebagian besar perusahaan sudah ngos-ngosan untuk beroperasi. Sementara cash flow yang dimiliki rata-rata hanya mampu bertahan untuk tiga bulan ke depan.

Beberapa bidang industri telah memilih tutup. Misalnya hotel-hotel. Selain itu, industri otomotif seperti Honda dan Yamaha pendapatannya anjlok hingga 75 persen. Kondisi itu menyebabkan ribuan orang terancam kehilangan pekerjaan.

Hingga saat ini, para pengusaha masih sangat menghindari pilihan melakukan PHK pekerja. Mereka memilih mendukung kebijakan pemerintah memberlakukan PSBB di Jakarta agar kondisi bisa segera pulih.

Hanya saja, ia berharap selama para pekerja ini dirumahkan, pemerintah bisa membantu para pekerja melalui BLT. Sehingga bisa meringankan beban ekonomi para pekerja ini di satu sisi, serta beban cash flow perusahaan di lain sisi.