Bikin Penasaran, Kasus Wabah Corona di Negara Ini Tiba-tiba Turun Secara Tajam, Kok Bisa?

Siswandi 15 Apr 2020, 10:14
Warga Afsel tengah melintasi poster sambil mengenakan masker untuk menjaga diri dari wabah virus Corona. Foto: int
Warga Afsel tengah melintasi poster sambil mengenakan masker untuk menjaga diri dari wabah virus Corona. Foto: int

RIAU24.COM -  Sejak dua pekan terakhir ini, para dokter dan pejabat kesehatan di Afrika Selatan dibuat penasaran sekaligus bersyukur. Hal itu setelah kasus infeksi akibat virus Corona, tiba-tiba menurun secara tajam. Padahal, pemerintah telah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. 

Persiapan itu mulai menyediakan tempat tidur bagi pasien, bangsal khusus, hingga peralatan medis dan ambulans. bahkan semua operasi yang tidak mendesak juga sudah ditunda atau dijadwal ulang.

Pemerintah setempat juga telah menyepakati protokol kesehatan dan selama beberapa pekan para pekerja kesehatan melakukan latihan menghadapi berbagai skenario wabah virus Corona.

Hingga sejauh ini, penyebab fenomena itu belum juga ditemukan. 

Padahal, sebelumnya sejumlah pakar telah memprediksi Afrika Selatan juga tidak akan terhindar dari apa yang disebut sebagai 'tsunami infeksi' virus Corona. Namun faktanya, prediksi itu tidak menjadi kenyataan, atau lebih tepatnya belum menjadi kenyataan.

"Memang aneh sekali situasinya. Misterius. Kami tak tahu apa yang sebenarnya terjadi," ungkap Dr Evan Shoul, pakar penyakit menular di Johannesburg, dilansir detik yang merangkum bbcnews, Rabu 15 April 2020.

Hal senada juga dilontarkan Tom Boyles, dokter ahli penyakit menular di Rumah Sakit Helen Joseph, salah satu pusat kesehatan terbesar di ibukota Afsel, Johannesburg. Ia mengaku, para dokter masih bingung dengan angka penurunan infeksi virus Corona tersebut.

"Kami sudah menyiapkan semuanya. Tapi yang kami khawatirkan tidak terjadi. Aneh sekali," lontarnya.

Meski demikian, para pakar kesehatan memperingatkan terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa angka infeksi harian memang menurun. Selain itu, para pakar juga mengingatkan, para pekerja kesehatan jangan sampai bersikap santai, sebagai antisipasi terhadap kejadian yang tak terduga.

Pembatasan Sosial 
Terkait hal itu, Presiden Afsel Cyril Ramaphosa mengatakan, menurunnya kasus infeksi virus Corona tersebut, disebabkan pembatasan sosial yang telah dilaksanakan pemerintah Afsel. Melihat dampak positif yang muncul, pihaknya kemudian memutuskan untuk memperpanjang dan memperluas pembatasan tersebut.

Untuk diketahui, awalnya Afsel memberlakukan pembatasan sosial hingga pekan ini. Namun akhirnya diperpanjang hingga akhir April mendatang.

Apa yang terjadi di Afsel memang mengherankan. Pasalnya, banyak negara juga memberlakuan pembatasan sosial. Namun banyak yang tak bisa membendung meluasnya wabah virus Corona tersebut. 

Untuk diketahui, kasus pertama virus Corona di Afrika Selatan dikonfirmasi sekitar lima pekan lalu. Selanjutnya, mulai tanggal 28 Maret lalu, jumlah infeksi baru terus menanjak. Namun sejak Sabtu dua pekan lalu, tiba-tiba angkanya menurun tajam, dari 243 kasus baru menjadi hanya 17 kasus. 

Bahkan sejak saat itu, jumlah infeksi baru hanya berkisar 50 kasus per hari.

Sejumlah pertanyaan terkait kondisi itu, sejauh ini belum menemukan jawaban. Apakah kondisi ini karena kebijakan pembatasan sosial yang diterapkan lebih awal dan lebih ketat? atau apakah  disebabkan oleh penelusuran kontak (contact tracing) yang berjalan efektif?. Pertanyaan ini belum menemukan jawaban/  

Pada akhir pekan lalu, Presiden Ramaphosa mengatakan masih terlalu awal untuk mendapatkan jawaban yang definitif. Namun ia juga mengatakan, sejak kebijakan karantina wilayah diterapkan, jumlah infeksi baru per hari turun dari 42 persen menjadi 4 persen. 

Selagi jawaban yang definitif masih di cari, berbagai rumah sakit belum menerima lonjakan pasien virus Corona, terutama pasien yang mengeluhkan infeksi saluran pernafasan.

Beragam Teori 
Salah satu teori yang berkembang saat ini, kondisi itu bisa terjadi karena warga Afrika Selatan punya kekebalan tambahan atas virus Corona. 

Beberapa pihak berargumen ini mungkin didapat karena setiap warga harus mendapatkan vaksin tuberculosis. Juga mungkin disebabkan oleh fakta bahwa ada orang-orang yang mendapatkan perawatan antiretroviral. Mungkin juga ada kelompok-kelompok yang punya enzim khusus yang berperan menangkal virus corona.

Yang pasti, di tengah tren angka infeksi baru yang menurun, pemerintah Afrika Selatan menyatakan mereka masih mengantisipasi kemungkinan terburuk, bahwa tsunami infeksi masih bisa terjadi. Beberapa pakar memprediksi, kondisi yang terjadi sekarang bisa jadi adalah waktu jeda bagi wabah virus Corona untuk terus menyebar.

Terlepas dari berbagai prediksi dan teori, kondisi yang terjadi saat ini di Afsel, tentu saja pantas disyukuri. ***