Tenaga Kesehatan di Inggris Disarankan Tidak Pakai Jubah Medis Saat Menangani Pasien Covid-19, Ini Penyebabnya

Riki Ariyanto 20 Apr 2020, 08:22
Inggris menghimbau tenaga kesehatan tidak pakai APD jubah medis (foto/int)
Inggris menghimbau tenaga kesehatan tidak pakai APD jubah medis (foto/int)

RIAU24.COM - Senin 20 April 2020, Pemerintah Inggris meminta tenaga kesehatan di Inggris supaya tak memakasi jubah medis saat merawat pasien yang terinfeksi virus corona atau Covid-19. Hal itu dikarenakan pihak Inggris sendiri kekurangan alat pelindung diri (APD).

zxc1

Dilamsir dari Okezone, Menteri Kesehatan Matt Hancock menyebut kepada komite pembuat UU, bahwa Inggris krisis jubah medis. Hanya sjaa Matt Hancock bilang Inggris masih punya 55 ribu jubah medis tambahan.

The Guardian melaporkan Sabtu (18/4/2020) bahwa dengan rumah sakit di seluruh Inggris, akan kehabisan pasokan dalam beberapa jam. Layahan Kesehatan Masyarakat (NHS) Inggris juga mengubah pedoman, yang menetapkan bahwa baju bedah tahan air harus dipakai untuk prosedur berisiko tinggi.

Saran baru itu menyebutkan bahwa ketika kehabisan gaun medis, maka pilihan alternatifnya yakni menggunakan baju terbuat plastik, meminjam pasokan dari rumah sakit lain, atau mengenakan baju pelindung luar.

zxc2

Sementara itu, Sky News menuliskan bahwa para dokter dan perawat juga sudah dihimbau agar baju pelindung sekali pakai bisa digunakan kembali mengingat krisis APD.

Sebagai informasi virus corona atau Covid-19 di Inggris sudah menjangkiti 108.692 orang dangan 14.576 ribu di antaranya meninggal dunia. (Riki)