BEM UIR Melakukan Pembagian Sembako Untuk Mahasiswa yang Tak Pulang Kampung

Riki Ariyanto 24 Apr 2020, 22:22
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Riau (BEM UIR) mengambil langkah cepat untuk membantu saudara-saudara seperjuangan yang masih berada di Pekanbaru (foto/ist)
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Riau (BEM UIR) mengambil langkah cepat untuk membantu saudara-saudara seperjuangan yang masih berada di Pekanbaru (foto/ist)

RIAU24.COM - Jumat 24 April 2020, Pandemi Covid-19 yang terjadi tahun lalu di Indonesia telah membuat seluruh sendi kehidupan lumpuh, termasuk di Indonesia. Virus corona atau Covid-19 tidak hanya menjadi masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada ekonomi.

Hal ini dirasakan oleh semua kalangan, termasuk mahasiswa. Kehidupan ekonomi yang saat ini sulit membuat beberapa faktor mereka bertahan di perantauan dan memilih tidak pulang kampung.

zxc1

Universitas Islam Riau (UIR) yang merupakan salah satu kampus di Pekanbaru yang sebagian besar mahasiswanya dari daerah luar kota Pekanbaru. Banyak yang sudah pulang kampung untuk mengikuti intruksi surat edaran rektor mengenai perkuliah tatap muka yang diubah menjadi sistem dalam jaringan (daring).

Tetapi tak sedikit pula dari mereka yang memilih bertahan. Melihat kondisi ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Riau (BEM UIR) mengambil langkah cepat untuk membantu saudara-saudara seperjuangan yang masih berada di Pekanbaru.

BEM UIR bergerak cepat melakukan pendataan bagi mahasiswa UIR yang masih di Pekanbaru, hal ini dilakukan dengan formulir pendaftaran via whatsapp. BEM UIR juga sudah membuka open donasi sejak 12 April 2020 kemarin.

zxc2

Kamis, 23 April 2020 BEM UIR melakukan pembagian sembako sebagai bentuk kepedulian kepada teman seperjuangan. Sebanyak 150 paket telah dibagikan, ini merupakan tahap pertama untuk pembagian sembako dari seluruh mahasiswa yang telah mendaftar, yang nantinya akan dilanjutkan seminggu/ 10 hari kedepan untuk tahap kedua.

Novyanto, Presiden Mahasiwa UIR mengatakan target pemberian sembako ini adalah mahasiswa yang bukan berdomisili di Pekanbaru atau dalam artian perantau yang bertahan di Pekanbaru karena covid-19. Ia juga mengatakan alasan mahasiswa yang tidak pulang kampug karena: kampung halaman dilakukan lockdown, tekendala biaya transportasi dan sebagainya. Menurutnya disaat ekonomi yang sulit seperti ini ditambah kebijakan lockdown ini tentunya juga berdampak terhadap kiriman orang tua kepada mahasiswa yang diperantauan.
Data keseluruhan yang didapat oleh BEM UIR sebanyak 320 mahasiswa.

Novyanto juga mengatakan akan segera melakukan pembagian tahap kedua sebanyak 170 paket sembako secepatnya. Ia juga mengevaluasi mengenai pembagian sembako pada tahap pertama ini, ia menghimbau kepada rekan-rekan pada saat pemgambilan sembako harap menggunakan masker, serta tidak berboncengan satu motor (menerapkan pshycal distancing). Ia menyayangkan hal ini, dan pada tahap kedua nanti akan direncanakan pembagian masker.

Adapun mengenai isi paket sembako yang dibagikan oleh BEM UIR antara lain, beras 5kg, minyak goreng 1 liter, susu, mie instan 5 pcs. Novyanto juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada donatur, dosen, dekan fakultas, rektor UIR dan alumni yang ikut berpartisipasi dalam donasi ini.

Ia juga berharap akan lebih banyak lagi donatur yang ikut serta dalam membantu saudara seperjuangan mahasiswa UIR ditengah pandemi ini. Donasi pun tetap berlanjut untuk memenuhi jumlah target sembako tahap kedua dan pengadaan masker kain untuk selanjutnya dibagikan kepada mahasiswa dan masyarakat yang membutuhkan. Open donasi BEM UIR bisa berbentuk sembako di kumpulkan di Posko Relawan Covid 19 BEM UIR atau dikirim ke rekening BRI a/n Selly Tri Ningsih 7400 0101 65 09536.

Selanjutnya, Novyanto berharap kepada seluruh gubernur fakultas dan bupati himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) agar dapat menyebarkan informasi yang sudah disebarkan oleh BEM UIR mengenai pendataan mahasiswa ini kepada seluruh mahasiswa disetiap Fakultas, dan memastikan bahwa informasi ini tersampaikan.

Karena pada saat pembagian sembako terdapat rekan-rekan mahasiswa yang hadir namun belum terdata, dan mengaku tidak mengetahui adanya informasi ini. Untuk tahap kedua ini ia berusaha untuk melakukan pedataan kembali bagi teman-teman yang belum mendaftar dan harapanya sesuai target seluruh mahasiswa yang bukan berdomisili di Pekanbaru tetapi tidak pulang kampung mendapatkan sembako tersebut. (Riki)